YAYASAN AR-RAIHAN BELALAU
Alamat: Jl. Lintas Bumi Agung Banjar Agung / Pengeboktela Kec. Belalau Kab. Lampung Barat-Lampung 34873 HP +62822-5072-6635 email: yayasanarraihanbelalau@gmail.com
Selasa, 25 November 2025
Menyederhanakan NU
Minggu, 23 November 2025
Begini Makna, Logo, Twibbon Hari Guru Nasional 2025
Begini Makna, Logo, Twibbon Hari Guru Nasional 2025
Setiap tanggal 25 November, kita memperingati Hari Guru Nasional (HGN). Nah, inilah makna dan link Twibbon HGN 2025.
Menyambut perayaan tersebut, logo HGN yang diluncurkan bukan sekadar simbol, melainkan sebuah narasi visual yang penuh filosofi mendalam.
Logo ini secara khusus dirancang untuk menggambarkan hubungan harmonis dan kolaboratif antara guru dan murid, yang berlandaskan kasih sayang serta semangat belajar bersama.
Hati Emas, pusat ketulusan dan cahaya ilmu
Secara visual, logo HGN menempatkan bentuk hati emas sebagai pusat perhatian.
Elemen ini menjadi penanda ketulusan, cinta, dan pengabdian yang tak terbatas dari seorang guru, yang diibaratkan sebagai sumber inspirasi dan cahaya ilmu pengetahuan bagi anak didiknya.
Sosok guru digambarkan sebagai pembimbing yang berperan aktif dalam mengarahkan dan memberdayakan murid, menegaskan semangat gotong royong dalam proses pendidikan.
Sementara itu, buku terbuka di bagian bawah berfungsi sebagai fondasi visual, yang mencerminkan bahwa ilmu pengetahuan adalah dasar utama bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Ketiga figur murid yang bergerak dinamis melengkapi komposisi logo. Mereka mewakili jenjang pendidikan dari dasar hingga menengah.
Figur ini melambangkan pertumbuhan, semangat belajar yang tak pernah padam, dan aspirasi besar bangsa untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045.
Makna warna logo
Setiap warna yang digunakan dalam logo ini turut memperkuat pesan yang disampaikan:
Warna Makna Filosofis
- Emas: Keagungan, kejayaan, dan ketulusan guru sebagai fondasi pendidikan unggul.
- Biru Tua: Kepercayaan, stabilitas, profesionalisme, dan kecerdasan dalam mendidik.
- Abu-abu: Netralitas, kedewasaan, dan tanggung jawab yang diemban oleh para pendidik.
- Biru Muda: Kemandirian, kebijaksanaan, dan semangat belajar yang dimiliki oleh peserta didik.
- Merah: Energi, keberanian, dan motivasi kuat untuk mencapai seluruh cita-cita pendidikan.
Link Twibbonize Hari Guru Nasional 2025
Selamat Hari Guru Nasional 2025
Mengenal Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA)
Dalam setiap pelaksanaan Muktamar untuk tingkat PBNU maupun Konferensi untuk tingkat wilayah, cabang, MWC dan ranting, lazim dikenal Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA). AHWA terdiri dari para ulama terpercaya yang akan memilih Rais Syuriyah. Untuk mengenal lebih jauh soal AHWA, berikut keterangan dari Ensiklopedi NU.
Ahlul halli wal aqdi (AHWA) merupakan institusi khusus yang berfungsi sebagai badan legislatif yang ditaati, berisi orang-orang berpengaruh dalam jamiyyah NU, dibentuk karena keperluan khusus.
Secara bahasa, ahlul halli wal aqdi berarti “orang yang berwenang melepaskan dan mengikat.” Disebut “mengikat” karena keputusannya mengikat orang-orang yang mengangkat ahlul halli. Disebut “melepaskan” karena mereka yang duduk di situ bisa melepaskan dan tidak memilih orang-orang tertentu yang tidak disepakati.
Tradisi ahlul hali dicontohkan oleh sahabat Umar bin Khattab ketika akan meninggal. Dia memilih orang-orang terpercaya sebagai wakil dari kaum muslimin untuk mencari jalan keluar setelah meninggalnya sang khalifah. Mereka yang terpilih kemudian bermusyawarah, berdebat, dan memutuskan sesuatu yang harus ditaati anggota AHWA dan kaum muslimin. Keputusannya saat itu, di antaranya adalah memilih Utsman bin Affan sebagai pengganti Khalifah Umar bin Khattab.
Tradisi ini semakin dikenal umat Islam setelah para faqih memformulasikan dalam bentuk ilmu fikih yang dipelajari oleh kaum muslimin, seperti yang dilakukan Imam al-Mawardi dalam kitab al-Ahkam as-Sulthoniyah. Al Mawardi memasukkan lembaga AHWA sebagai institusi tersendiri yang berfungsi semacam legislatif di samping institusi-institusi lain yang membantu khalifah dalam menjalankan pemerintahan.
Dalam fikih, institusi ini adalah wujud dari perintah Al-Qur’an dalam ayat: ”…dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.” (QS Ali Imran (3): 159). Anggota AHWA adalah perwakilan dari orang-orang yang berpengaruh dan penting di dalam umat, karena dalam wilayah yang luas dan umat yang banyak, tidak mungkin satu orang diwakili satu orang, dan semua menjadi anggota AHWA.
Jamiyah NU kemudian menggunakan tradisi ini dalam bentuk badan resmi bernama syuriyah dan berfungsi sebagai AHWA. Karena posisi demikian, mestilah ditaati, karena syuriyah menjadi institusi tertinggi, terdiri dari rais aam, yang diangkat oleh muktamar dan para AHWA yang dipilih formatur.
Di masa awal NU, AHWA sebagai fungsi juga pernah dikemukakan NU ketika mengusulkan Indonesia berparlemen, sebagaimana dituntut GAPI dalam Korindo. NU membuat sebuah maklumat yang menyebut badan yang perlu ada itu sebagai ahlul halli wal aqdi:
“Menimbang bahwa pada pertama kalinya parlemen dalam arti yang sebenar-benarnya, yaitu permusyawaratannya Ahcle’l challi wal ‘aqdi yang dipilih oleh umat Islam memang tuntunan (tata cara) Islam. Dipandang dari jurusan ini, syuriyah dan tanfidziyah menyetujui Indonesia berparlemen dengan arti tersebut.”
Di luar itu, sebagai fungsi, NU juga pernah mempraktekkan konsep AHWA bagi lembaga-lembaga kenegaraan Indonesia, yang saat itu dipimpin Presiden Soekarno, karena mendapatkan tantangan legitimasi dari berbagai pemberontakan, termasuk dari Darul Islam. NU memberikan gelar Soekarno sebagai waliyul amri adh-dharuri bis syaukah (pemimpin dalam keadaan darurat yang memiliki kekuasaan sah). Ini dilakukan NU karena didorong salah satunya oleh pandangan keagamaan, yaitu untuk menikahkan seorang perempuan yang tidak memiliki wali nasab, dilakukan oleh hakim. Sementara wali hakim itu, menurut mazhab Syafii, hanya dianggap sah kalau ia diangkat karena memperoleh kuasa dari pemerintah yang telah dianggap sah pula. Dari sudut ini, kemudian NU menganggap badan-badan yang dibentuk pemerintah yang sah berfungsi harus ditaati.
Sumber: Ensiklopedi NU.
Artikel ini pernah dimuat dalam NU Onlin
Wallahu A'lam..
Kisah Syekh Nawawi Banten: Kaki Bisa Menyala, Jasadnya Tetap Utuh
Menyederhanakan NU
Menyederhanakan NU Penulis: Edi Saputra, S.PdI.,Gr. Kisruh dan dinamika internal PBNU belakangan ini seperti membuka kembali lem...
-
Kisi-kisi dan Lembar Penilaian Ujian Praktek Semua Mata Pelajaran Kelas 6 SD/MI TP. 2021/2022 Kisi-kisi dan Lembar Penilaian Uji...
-
Lapor Diri Peserta PPG Kemenag Ke LPTK Terbaru 2025 Lapor diri peserta PPG Dalam Jabatan (Daljab) Kemenag ke LPTK akan di laksanakan pada ta...
-
LINK DOWNLOAD MATERI PENDALAMAN MODUL PROFESIONAL, MODUL PEDAGOGIK DAN MODUL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PPG TRANSFORMASI BATCH 1KEM...
