25 Tahun Upaya Gila Mbah Sadiman, Kini Hasilnya bermanfaat untuk 5 Desa
Selama 20 tahun Mbah Sadiman menanam pohon di hutan yang gundul tepatnya di hutan Gendol, Wonogiri. Beliau mulai menanam pohon berawal dari keprihatinan atas maraknya penebangan hutan liar.
LIHAT JUGA:
Setelah 25 tahun, hasil kesabaran dan ketekunan mbah Sadiman akhirnya bisa dinikmati oleh banyak orang termasuk yang dulu mencibirnya. Sekarang air bersih mengalir deras di desa Genep dan desa desa sekitar hutan Gendol. Tidak hanya mengalir ke rumah rumah, air juga mengalir ke sawah sawah sebagai irigasi. Penerima manfaat air bersih ada 5 desa, 800 kepala keluarga dan 100 hektar sawah.
Mbah Sadiman tinggal di Dusun Dali, Desa Geneng Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Setiap hari ia keluar masuk hutan untuk menanam dan merawat pohon. Berupa 15 ribu pohon beringin maupun pohon lainnya di lokasi seluas 809 hektar. Selain itu ia juga menanam 5000 pohon bersama para relawan untuk merehabilitasi lahan kritis di lereng-lereng bukit, serta melakukan perlindungan sumber mata air.
Ada harapan Mbah Sadiman yang wajib diingat: “Agar tidak ada lagi penebangan hutan dan kebakaran hutan. Agar semua pihak mulai sadar untuk memulihkan hutan demi keselamatan bumi dan anak cucu.”
Banyak media yang sudah meliputnya, saat ditanya Andi F. Noya, “Apa cita-cita Mbah Sadiman?” beliau menjawab, “Saya ingin bisa sabar dan ikhlas.”
Saat istirahat di sela-sela kegiatan di Tanah Suci, Mbah Sadiman ditanya oleh reporter NET yang memberangkatkannya umroh, “Apa tujuan Mbah melakukan upaya yang dianggap gila oleh masyarakat tapi hasilnya kini bermanfaat?”
Lihat Juga:
Jawab beliau, "Saya hanya ingin hidup saya berkah."
Mbah Sadiman juga pernah berujar dalam suatu wawancara, "Saya tak pernah berpikir untuk bisa memetik hasil kerja saya ini. Bahkan ketika nanti saya sudah tiada, saya juga tak ingin diperlakukan berlebihan. Saya hanya ingin berbuat kebaikan bagi sesama selama saya masih bisa. Saya pasti senang kalau didukung, tapi sebenarnya asal tidak diganggu saja sebenarnya saya sudah cukup senang meskipun itu masih juga sering terjadi.”
Ditulis oleh Edi Saputra, S.PdI dari berbagai sumber