TIGA KUNCI SUKSES PUASA
Oleh: Edi Saputra, S.PdI
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Ramadhan adalah karunia yang luar biasa! Alhamdulillah karunia ini teramat sangat berharga. Tapi, akankah kesempatan berpuasa dapat dijalani sampai akhir?
Ramadhan hadir sebagai solusi bagi orang-orang beriman.
Tabiat jiwa manusia cenderung melemah. Keimanan pun fluktuatif, terkadang naik dan turun.
Pada saat manusia sangat membutuhkan kekuatan iman dan ruhiyah (spiritual) untuk menghadapi berbagai problematika hidup yang sulit dan berat, Ramadhan hadir ke tengah-tengah kehidupan kita.
Dengan datangnya bulan Ramadhan, Allah SWT memberikan bantuan dan sekaligus pertolongan kepada umat manusia dalam menghadapi kondisi berat, sehingga dapat keluar dari permasalahan yang berat dan sulit tersebut.
Ini berarti Ramadhan adalah nikmat dan karunia Ilahi.
Untuk bisa meraih sukses di bulan Ramadhan ini, ada tiga kunci yang harus kita perhatikan.
√ Kunci pertama, Ramadhan adalah syahrul muhasabah (bulan bercermin diri).
“Bila bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan pun dibelenggu.” (HR. Muslim)
Ramadhan merupakan momen penting dan sangat tepat untuk melihat diri kita yang sebenarnya, apa adanya. Karena selama Ramadhan Allah dengan kuasa-Nya membelenggu syetan-syetan.
Maka janganlah lagi menuduh syetan ketika kita suka melanggar tuntunan Allah dan bermaksiat kepada-Nya di bulan Ramadhan ini. Itulah kita yang sesungguhnya.
Syetan sudah tidak berdaya menggoda manusia di bulan Ramadhan.
Berarti pula setiap muslim sangat mungkin memperbaiki kepribadiannya dengan mudah selama bulan Ramadhan ini.
√ Kunci kedua, Ramadhan adalah syahrut tarbiyah (bulan pembinaan diri).
Selama sebulan Allah men-training hamba-Nya agar dengan pelatihan ibadah Ramadhan.
Dalam pelatihan ini, seorang muslim bisa mendapat gelar agung ‘muttaqin’.
Gelar ini jauh lebih tinggi dari gelar Profesor, Doktor, dokterr, insinyur dan sebagainya, karena semua gelar ini diberikan oleh manusia sedangkan gelar ‘muttaqin’ adalah gelar dari Allah Sang Pencipta dan Penguasa tunggal seluruh alam raya.
Jika demikian, maka Ramadhan dengan segala jenis ibadah di dalamnya menuju pembentukan pribadi taqwa harus memiliki sentuhan hati, fisik, aqliyah, akhlak, dan juga sosial.
Hati orang arang yang berpuasa seharusnya merasakan nikmatnya zikrullah dan manisnya ibadah dengan ruh keikhlasan yang menyejukkan hati.
Sebagaimana Rasulullah menyampaikan hadits qudsi; “Semua amalan anak Adam untuknya kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku.”
Fisiknya sepertinya tidak mengenal lelah padahal ia sedang berpuasa, tidak makan dan tidak minum.
Subhanallah, keajaiban tuntunan hidup dari Allah. Bukankah perang Badar yang hebat itu terjadi di bulan Ramadhan? Dan Rasulullah saw beserta para sahabat justru memenangkannya.
Maka fisik orang yang sedang puasa bagi orang-orang yang soleh tidak mengenal kamus tidur melulu sepanjang hari-hari Ramadhan.
Akhlak yang lebih menawan juga harus terbentuk selama Ramadhan. Karena puasa sejatinya bukanlah sekadar tidak makan dan minum tapi juga menahan diri agar tidak muncul akhlak yang tercela.
Subhanalah, bagaimana tidak menawan, Allah dan Rasulullah membimbing orang-orang yang berpuasa agar tidak membalas kejahatan yang dideritanya.
Jika demikian mungkinkah orang yang membiasakan diri tidak membalas kejahatan orang lain akan iseng memulai kejahatan kepada orang lain? Inilah bimbingan Ilahiyah: Apabila sesorang diantara kalian sedang berpuasa maka janganlah ia berkata kotor dan janganlah membuat suasana gaduh dan apabila seseorang memaki dia dan menantangnya berkelahi maka katakanlah: ‘Aku sedang berpuasa.’
Suasana sosial kemasyarakatan juga terasa indah dan begitu damai selama Ramadhan.
Dengan ringan hati setiap muslim berebut memberi takjil dan buka puasa. Para dermawan sangat peduli pada para fakir miskin dan anak yatim. Suasana persaudaraan semakin nampak. Ramadhan benar-benar bulan istimewa.
√ Kunci ketiga, Ramadhan adalah syahrud dua’ (bulan berdoa).
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
(Wa iżā sa`alaka 'ibādī 'annī fa innī qarīb, ujību da'watad-dā'i iżā da'āni falyastajībụ lī walyu`minụ bī la'allahum yarsyudụn)
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Ayat ini terletak persis setelah ayat tentang puasa Ramadhan. Ini menunjukkan betapa sangat pentingnya doa-doa di bulan Ramadhan khususnya pada sepertiga malam yang terakhir.
Tidak ada kekecewaan sedikitpun bagi yang memohon pada Allah. Berdoa berarti yakin akan dikabulkan. Berdoa berarti ada harapan besar di masa depan.
Berdoa menunjukkan kedekatan. Berdoa berarti ada kesadaran bahwa kita butuh pada Allah. Dan berdoa berarti sikap tawadhu’, jauh dari kesombongan. Juga, berdoa berarti kesuksesan sedang menanti.
Puasa seyogjanya menjadi pusat latihan untuk menjadi lebih baik pada sebelas bulan setelahnya. Puasa seharusnya menjadi cermin bagi setiap muslim untuk introspeksi diri sekaligus dibarengi sebuah komitmen untuk mengubah dirinya kearah yang lebih baik di masa yang akan datang.
Kita berharap bahwa puasa yang kita lakukan benar-benar dapat memberikan dampak positif bagi kita, utamanya dapat mengusir
sifat-sifat negative yang selama ini banyak melekat dalam diri kita, seperti kikir, malas, sombong, suka menggunjing, riya, dan sebagainya, dan sekaligus menarik sifat-sifat terpuji kedalam diri kita.
Momen Ramadhan ini terlalu berharga untuk kita lewati, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah Ramadhan ini terlewati.
Namun ingatlah bahwa apapun yang akan terjadi, bila kita telah memiliki tekad yang kuat di hati kita untuk terus memperbaiki diri, maka semua hal akan menjadi lebih mudah untuk dijalani.
Semoga dengan tiga kunci diatas, kita semua sukses meraih gelar ‘muttaqin’ di bulan Ramadhan ini.
Aamiin...
Wassalamu'alaikum.Wr.Wb.
Referensi: Dikutip dari berbagai sumber
Mohon dengan IKHLAS untuk Klik LIKE, SHARE dan SUBSCRIBE Channel Youtube. Silahkan kunjungi KLIK DISINI
Terima Kasih atas kunjungannya, mohon doa' agar kami sekeluarga diberikan kesehatan dan blog ini terus berkembang serta berguna bagi semua orang.
Memberi manfa'at baik di dunia maupun di akhirat. Aamiin