MODEL PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM MERDEKA
MODEL PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM MERDEKA
Copyright: Edi Saputra, S.Pd.I [Ahli Pertama-Guru Fqih]
Dalam melaksanakan Kurikulum Merdeka, guru dituntut untuk bisa lebih memahami peserta didik, guru perlu memahami karakter dan potensi yang dimiliki peserta didik agar lebih mudah memilih materi esensial yang akan disampaikan. Dengan begitu, memberikan keleluasaan kepada guru (pendidik) untuk merancang pembelajaran yang sesuai kebutuhan peserta didik dan kondisi lingkungan belajar.
Dalam rangka mencapai keberhasilan pembelajaran, ada banyak model-model pembelajaran yang digunakan.
Dalam kegiatan pembelajaran diperlukan model ataupun metode pembelajaran yang tepat, agar dalam penyampaiannya bisa lebih terarah, fokus dan dapat diserap oleh peserta didik.
A. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
Discovery learning merupakan model pembelajaran yang menekankan pada proses memahami secara aktif dan mandiri suatu konsep materi untuk menarik kesimpulan. Dalam model pembelajaran ini siswa diharapkan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dimana guru berperan sebagai supervisor.
Menurut Kelana dan Wardani (2021), discovery learning berarti suatu proses pembelajaran dimana siswa berusaha menemukan masalah dengan modal pengetahuannya kemudian menghasilkan informasi baru yang benar-benar relevan melalui beberapa proses penelitian ilmiah. Dalam discovery learning, siswa belajar dengan berpartisipasi aktif di kelas untuk memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen sehingga siswa menemukan sendiri konsep dan prinsip pengetahuan itu sendiri.
Yerizon et al., (2018) mengemukakan bahwa langkah-langkah dalam discovery learning, yaitu:
Stimulation (Stimulasi atau pemberian rangsangan)
Pada tahap ini siswa dihadapkan pada situasi dan sesuatu yang dapat menimbulkan kebingungan. Guru kemudian melanjutkan untuk tidak memberi pencerahan atau generalisasi agar timbul keinginan dalam diri siswa untuk menyelidiki sendiri
Problem statement (Identifikasi masalah)
siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan ajar, kemudian ssiwa memilih salah satu untuk kemudian dirumuskan dalam bentuk hipotesis
Data collection (Pengumpulan data)
Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dengan cara mengumpulkan informasi melalui membca literatur, mengamati objek, melakukan wawancara dengan narasumber, melakukan eksperimen atau ui coba, dan kegiatan lainnya
Data processing (Pengolahan data)
siswa mengolah data dan informasi yang telah diperoleh melalui penafsiran hingga didapat sebuah hasil
Verification (Pembuktian)
siswa melakukan pemeriksaan secara cermat dan teliti untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah dirumuskan di awal melalui temuan alternatif kemudian dihubungkan dengan hasil data processing dan verification
Generalization (Penarikan kesimpulan)
Tahap terakhir ini adalah proses menarik sebuah simpulan yang dapat dijadikan oleh siswa sebagai prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian dan masalah yang sama dengan tetap memperhatikan hasil verifikasi. Hasil verifikasi tersebut kemudian menjadi dasar dalam merumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
B. Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inqury Based Learning)
Model pembelajaran berbasis inkuiri adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa secara mandiri mengajukan pertanyaan, melakukan penelitian atau penelusuran, mengikuti tes, atau penelitian untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Dalam model ini, siswa dibimbing untuk menemukan materi yang disajikan dalam pelajaran melalui pertanyaanpertanyaan dan introspeksi diri.
Menurut A. Nurdyansyah (2016), inkuiri adalah pembelajaran dimana siswa mencari informasi atau pemahaman untuk diselidiki, dimulai dengan melakukan
pengamatan, mengajukan pertanyaan, merencanakan penelitian, mengumpulkan data atau informasi dan penelitian, menganalisis data, merancang kesimpulan dan mengkomunikasikan informasi. . hasil penelitian. Riset Pembelajaran inkuiri memposisikan siswa sebagai subjek. Siswa memiliki peran dalam menemukan inti dari mata pelajaran.
C. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan yang menanamkan pengetahuan baru kepada siswa dengan menghadirkan masalah di awal untuk dipecahkan oleh siswa. Namun, guru tetap harus meminta siswa untuk mengemukakan masalah yang nyata dan relevan
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang termuat dalam kurikulum 2013.
(Ejin, 2016) menyatakan bahwa Problem Based Learning adalah salah satu model pembelajaran menghadapkan peserta didik pada masalah di kehidupan nyata yang mereka alami serta masalah yang disajikan bersumber dari kehidupan sehari-hari yang relevan
D. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Model Project Based Learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang memulai atau berangkat dari sebuah proyek untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai langkah awal untuk memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman kegiatan kehidupan nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan dalam masalah kompleks yang perlu diselidiki dan dipahami siswa
Selanjutnya Pemilihan model pembelajaran ini diserahkan kepada guru dengan menyesuaikan karakteristik materi, sehingga bisa menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien serta menghasilkan output yang handal sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
E. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
Dalam model ini, siswa mengidentifikasi masalah nyata dan bekerja sama untuk menemukan solusinya. Mereka belajar secara mendalam saat berusaha menyelesaikan masalah tersebut.
F. Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning)
Model ini mendorong siswa untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan pembelajaran. Mereka berdiskusi, mengajukan pertanyaan, dan mencari jawaban bersama dalam kelompok.
G. Pembelajaran Mandiri (Self-Directed Learning)
Siswa mempunyai kebebasan untuk merencanakan, mengatur, dan mengelola pembelajaran masing-masing individu. Para siswa memilih topik yang akan dipelajari, sumber belajar, dan cara belajar sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing individu.
H. Pembelajaran Berbasis Teknologi (Technology-Enhanced Learning)
Pada era digital seperti ini, model ini mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Pada penerapan model ini siswa menggunakan perangkat lunak, aplikasi, dan sumber daya digital untuk mendukung pembelajaran mereka.
I. Pembelajaran Berbasis Simulasi (Simulation-Based Learning)
Dengan menggunakan model jenis simulasi atau permainan edukatif, siswa bisa merasakan pengalaman nyata dan belajar dari hasil tindakan mereka sendiri. Ini membantu memahami konsep yang abstrak.
J. Pembelajaran Inklusif (Inclusive Learning)
Model ini mengakomodasi perbedaan individu dan kebutuhan khusus siswa. Ini termasuk pembelajaran yang disesuaikan, dukungan tambahan, dan penilaian yang beragam.
K. Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Competency-Based Learning)
Siswa berkembang dalam kompetensi tertentu dan maju ke tingkat berikutnya setelah menguasai kompetensi tersebut. Ini memungkinkan setiap siswa untuk maju sesuai dengan kecepatan mereka sendiri.
L. Pembelajaran Terpadu (Integrated Learning)
Model ini menggabungkan berbagai mata pelajaran dalam pembelajaran. Siswa dapat melihat hubungan antara berbagai topik dan memahami konteks dunia nyata.
M. Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning)
Pada penerapan model Pembelajaran jenis ini siswa belajar melalui pengalaman langsung, seperti kunjungan lapangan, magang, atau proyek nyata. Ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan relevan.
Model pembelajaran ini lah yang menurut penulis dirasa sesuai dan memungkinkan serta mudah dalam pengaplikasiannya didalam pembelajaran, sesuai dengan konsep kurikulum merdeka.
DAFTAR PUSTKA
Arsyad, M., & Fahira, E. F. (2023). Model-Model Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka. Purbalingga: Eureka Media Aksara.
Kelana, J. B., & Wardani, D. S. (2021). model pembelajaran IPA SD. Cirebon: Edutrimedia Indonesia.