Minggu, 02 November 2025

Siapakah Tokoh dan Ulama bergelar Sidi Pariaman Yang Mendunia itu (Musnid Ad-Duniya)⁉️

Siapakah Tokoh dan Ulama bergelar Sidi Pariaman Yang Mendunia itu (Musnid Ad-Duniya)⁉️

Oleh: Edi Saputra,S.PdI.,Gr.


Yaitu Bernama Syekh Sayyidi (Sidi) Muhammad Yasin Al Fadani (Musnid Ad-Duniya) Beliau bernama lengkap Abū Faydh Alam Al-Din Muhammad Yāsīn bin Muhammad Īsā bin Ja'far Ash-Shadiq Al-Fādānī Al-Hasani Al-Makki Asy-Syafi'i. lahir, 27 Sya'ban 1335 H/17 Juni 1915 M di Mekkah al-Mukarramah, sebuah kota mulia di kawasan Misfalah.

Ayah Beliau Bernama Syaikh Sidi Muhammad Isa bin Sidi Udik Al-Fadani, adalah seorang ulama Bergelar Sidi Atau Sayyidi asal Kayutanam, Padang Pariaman (Sumatera Barat)

Seorang ulama melayu Minang tersohor di dalam dunia hadith di tanah arab dan sebenar-benar pakar hadith yang mengambil ilmu dari ratusan guru yang belajar berpuluh-puluh tahun. Muridnya adalah ulama arab yang hebat-hebat. Semoga dengan melihat biografi beliau kita merasa insaf dan tidak mudah mengaku alim, sok pintar (Sombong) dalam ilmu hadith dengan hanya belajar 4,5 tahun.

PUJIAN PARA ULAMA :

Syekh Zakaria Abdullah Bila teman dekat pendiri Nahdlatul Wathan yaitu Syekh M. Zainuddin pernah berkata, “waktu saya mengajar Qawa’idul-Fiqhi di Shaulatiyyah, seringkali mendapat kesulitan yang memaksa saya membolak balik kitab-kitab yang besar untuk memecahkan kesulitan tersebut. Namun setelah terbit kitab Al-Fawa’idul-Janiah karangan Syekh Yasin… menjadi mudahlah semua itu, dan ringanlah beban dalam mengajar.

Seorang ahli Hadits bernama Sayyid Abdul Aziz Al-Qumari pernah memuji dan menjuluki beliau sebagai kebanggaan Ulama Haramain dan sebagai Muhaddits.
Doctor Abdul Wahhab bin Abu Sulaiman (Dosen Dirasatul ‘Ulya Universitas Ummul Qura) di dalam kitab: 

 الجواهر الثمينة في بيان أدلة عالم المدينة 

berkata: Syekh Yasin adalah Muhaddits, Faqih, Mudir Madrasah Darul-Ulum, pengarang banyak kitab dan salah satu Ulama Masjid Al-Haram…

Syekh Umar Abdul-Jabbar berkata didalam surat kabar Al-Bilad (jumat 24 Dzulqaidah 1379H/ 1960M): “…bahkan yang terbesar dari amal bakti Syekh Yasin adalah membuka madrasah putri pada tahun 1362H. Dimana dalam perjalanannya selalu ada rintangan, namun beliau dapat mengatasinya dengan penuh kesabaran dan ketabahan…

Assayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Ahdal sebagai Mufti negeri Murawah Yaman saat itu, mengarang sebuah syiir yang panjang husus untuk memuji Syekh Yasin Al-Fadani Berikut saya nukilkan satu bait saja yang berbunyi:

أنت في العلم والمعاني فريد…… وبعقد الفخار أنت الوحيد

“Engkau tak ada taranya dalam ilmu dan hakekat, Dibangun orang kejayaan kaulah satu-satunya yang jaya”

Doctor Yusuf Abdurrazzaq sebagai dosen kuliah Ushuluddin Universitas Al-Azhar cairo juga memuji beliau dengan perkataan dan syiir yang panjang, saya nukilkan satu bait saja yang bunyinya:

أنت فينا بقية من كرام……لا ترى العين مثلهم إنسانا

“Engkau di tengah kami orang terpilih dari orang terhormat, tak pernah mata melihat manusia seumpama mereka.”

Ustaz Fadhal bin M. bin Iwadh Attarimi-pun berkata:

فيا طالب العلم لب نداء……ياسين وافرح بهذا القرى

“Wahai pencari ilmu sambutlah panggilan Yasin, bergembiralah dengan sajian yang ia sajikan,”

Doctor Ali Jum’ah yang menjabat sebagai Mufti Mesir dalam kitab Hasyiah Al-Imam Al-Baijuri Ala Jauharatittauhid yang ditahqiqnya, pada halaman 8 mengaku pernah menerima Ijazah Sanad Hadits Hasyiah tersebut dari Syekh Yasin yang digelarinya sebagai مسند الدنيا Musnid Addunia…

Habib Segaf bin Muhammad Assagaf seorang tokoh pendidik di Hadramaut (pada tahun 1373H) menceritakan kekaguman beliau terhadap Syekh Yasin, dan menjulukinya sabagai “Sayuthiyyu Zamanihi”. Beliau juga mengarang sebuah syiir untuk memuji beliau, berikut saya nukilkan dua bait saja yang bunyinya sebagai berikut:

لله درك يا ياسين من رجل……أم القرى أنت قاضيها ومفتيها
في كل فن وموضوع لقد كتبا ……يداك ما أثلج الألباب يحديها

“Bagus perbuatanmu hai Yasin engkau seorang tokoh,
dari Ummul Qura engkau Qhadi dan Muftinya.”
“Setiap pandan judul ilmu tertulis dengan dua tanganmu,
Alangkah sejuknya akal pikiran rasa terhibur olehnya.”

Assayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki sebagai guru Madrasah Al-Falah dan Masjid Al-Haram, Syekh M. Mamduh Al-Mishri dan Al-Habib Ali bin Syekh Balfaqih Siun Hadramaut dan Ulama lainnya, pernah memuji karangan-karangan beliau…

Doctor Yahya Al-Gautsani bercerita, pernah ia menghadiri majlis Syekh Yasin untuk mengkhatam Sunan Abu Daud. Ketika itu hadir pula Muhaddits Al-Magrib Syekh Sayyid Abdullah bin Asshiddiq Al-Gumari dan Syekh Abdussubhan Al-Barmawi dan Syekh Abdul-Fattah Rawah.

H.M.Abrar Dahlan berkata: “yang membuat beliau lepas dari sorotan publikasi ialah karena ia telah menjadi lambang Ulama Saudi yang “bukan Wahabi” yang tersisa di Makkah. Walaupun begitu ia diakui juga oleh ulama Wahabi sebagai Ulama yang bersih dan tidak pernah menyerang kaum Wahabi… Seorang tokoh agama Najid dari Ibukota Riyadh (Pusat Paham Wahabi) yaitu Jasim bin Sulaiman Addausari pada tahun 1406 H pernah berkata:

أبلغوا مني سلاما من صبا نجد……ذكيالأبي الفيض فداني
مسند الوقت بعيد عن نزول……هابط أما لما يعلو فداني
فدى أسر الروايات فلوتنطق……لقالت: علم الدين فداني

 #SyeikhAsSayyidMuhammadYasinAlFadani

Wallahu A'lam

Sabtu, 01 November 2025

Begini Makna dan Logo Hari Guru Nasional 2025

Begini Makna dan Logo Hari Guru Nasional 2025


Logo Hari Guru Nasional 2025. (dok.kemendikdasmen)

Setiap tanggal 25 November, kita memperingati Hari Guru Nasional (HGN). Nah, inilah makna dan link download logo Hari Guru 2025.

Menyambut perayaan tersebut, logo HGN yang diluncurkan bukan sekadar simbol, melainkan sebuah narasi visual yang penuh filosofi mendalam.

Logo ini secara khusus dirancang untuk menggambarkan hubungan harmonis dan kolaboratif antara guru dan murid, yang berlandaskan kasih sayang serta semangat belajar bersama.

Hati Emas, pusat ketulusan dan cahaya ilmu

Secara visual, logo HGN menempatkan bentuk hati emas sebagai pusat perhatian.

Elemen ini menjadi penanda ketulusan, cinta, dan pengabdian yang tak terbatas dari seorang guru, yang diibaratkan sebagai sumber inspirasi dan cahaya ilmu pengetahuan bagi anak didiknya.

Sosok guru digambarkan sebagai pembimbing yang berperan aktif dalam mengarahkan dan memberdayakan murid, menegaskan semangat gotong royong dalam proses pendidikan.

Sementara itu, buku terbuka di bagian bawah berfungsi sebagai fondasi visual, yang mencerminkan bahwa ilmu pengetahuan adalah dasar utama bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.

Ketiga figur murid yang bergerak dinamis melengkapi komposisi logo. Mereka mewakili jenjang pendidikan dari dasar hingga menengah.

Figur ini melambangkan pertumbuhan, semangat belajar yang tak pernah padam, dan aspirasi besar bangsa untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045.

Makna warna logo

Setiap warna yang digunakan dalam logo ini turut memperkuat pesan yang disampaikan:
Warna Makna Filosofis

  1. Emas: Keagungan, kejayaan, dan ketulusan guru sebagai fondasi pendidikan unggul.
  2. Biru Tua: Kepercayaan, stabilitas, profesionalisme, dan kecerdasan dalam mendidik.
  3. Abu-abu: Netralitas, kedewasaan, dan tanggung jawab yang diemban oleh para pendidik.
  4. Biru Muda: Kemandirian, kebijaksanaan, dan semangat belajar yang dimiliki oleh peserta didik.
  5. Merah: Energi, keberanian, dan motivasi kuat untuk mencapai seluruh cita-cita pendidikan.

Selamat Hari Guru Nasional 2025


Saat Takziyah, Bolehkah Mengucapkan 'Semoga Husnul Khatimah'?

Saat Takziyah, Bolehkah Mengucapkan 'Semoga Husnul Khatimah'?


Sering kali saat ada berita dukacita meninggalnya seorang muslim atau muslimah, banyak di antara masyarakat kita yang mengucapkan kata-kata doa baginya: Semoga husnul khatimah. Ucapan doa semacam ini tampaknya telah menjadi kebiasaan di masyarakat kita.   

Pertama-tama yang penting dikemukakan adalah bahwa doa menempati posisi yang sangat penting dalam ajaran Islam. Disebutkan dalam sabda Nabi Muhammad SAW: Doa itu ibadah (HR Al-Bukhârî dan ashhâbus sunan). Nabi juga bersabda: Doa adalah intisari ibadah. (HR At-Tirmîdzî dari Anas bin Mâlik). Rasulullah pernah bersabda: Sungguh doa itu pedang (senjata) orang mukmin. (HR Abû Ya‘lâ).

Oleh karena itu, Syekh Muhammad ‘Alî As-Sâyis dalam kitabnya Tafsîr Âyâtil Ahkâm (Kairo, Muassasat al-Mukhtar: 2001, juz I, halaman 79), menegaskan pandangan ulama bahwa: Doa itu tingkatan terpenting dalam ubudiyyah (ketaatan kepada Sang Khaliq).  


Selanjutnya, begitu pentingnya doa itu, Islam telah mengajarkan tuntunan berdoa, baik yang berkaitan dengan aktivitas individu sehari-hari, untuk diri sendiri dan/atau keluarga. Juga doa yang diperuntukkan bagi orang lain, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia.   

Etika Takziyah Bagaimana tuntunan Islam ketika ada seseorang yang meninggal dunia? Ketika ada seseorang yang meninggal dunia, maka disunahkan untuk bertakziyah, yakni mendoakan bagi keluarga mayit agar diberikan pahala, kebaikan dalam masa sedih atau dukanya dan diberikan kesabaran dalam menghadapi musibah, dan tentu saja mendoakan maghfirah (ampunan) bagi si mayit.   

Untuk itu doa yang tepat ketika ada seseorang yang meninggal dunia adalah kandungan doa takziyah. Takziyah berarti mendoakan kesabaran dan menyebutkan sesuatu yang bisa menghibur orang yang sedang berduka, meringankan kesedihannya dan membantu terhadap musibah yang dialaminya.  

Imam Abû Bakr bin ‘Alî bin Muhammad al-Haddâd az-Zabîdî (wafat 800 H), seorang ulama mazhab Hanafiyyah, dalam kitabnya Al-Jauharatun Nayyirah menjelaskan tentang redaksi takziyah:   
 لَفْظُ التَّعْزِيَةِ: عَظَّمَ اللهُ أَجْرَكَ، وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ، وَغَفَرَ لِمَيْتِكَ، وَأَلْهَمَكَ صَبْرًا، وَأَجْزَلَ لَنَا وَلَكَ بِالصَّبْرِ أَجْرًا، وَأَحْسَنُ مِنْ ذٰلِكَ: تَعْزِيَةُ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم لِإِحْدَى بَنَاتِهِ كَانَ قَدْ مَاتَ لَهَا وَلَدٌ فَقَالَ: (إِنَّ لِهُِٰn مَا أُخِذَ، وَلَهُ مَا أُعْطِيَ، وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُّسَمَّى).   

Artinya: Lafal takziyah: Semoga Allah membesarkan pahala padamu, memperbaguskan dukamu, memberikan ampunan bagi mayitmu, dan membimbingmu bersabar, dan semoga Dia memperbesar pahala sebab kesabaran kepada kami dan kepadamu. 

Redaksi yang lebih bagus dari redaksi tersebut adalah ucapan takziyah Rasulullah SAW kepada salah seorang putrinya yang berduka karena kematian putranya.


Rasulullah bersabda: Sungguh bagi Allah apa yang Dia ambil, bagi-Nya apa yang telah Dia berikan, dan segala sesuatu yang ada pada sisi-Nya telah ditetapkan ajalnya. (Imam Az-Zabîdî, Al-Jauharatun Nayyirah Syarh Mukhtashar Al-Qudûrî fîl Furû‘il Hanafiyyah, [Beirut, Dârul Kutub Al-‘Ilmiyyah: 1971 M], halaman 274).   

Sabda Nabi SAW yang berisi ungkapan takziyah tersebut sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhârî, Shahih Muslim dan Sunan an-Nasâ’î. Dalam mengomentari sabda Nabi SAW ini, Imam An-Nawawî (631-676 H) menyatakan bahwa hadits tersebut merupakan kaidah-kaidah Islam paling agung (min a‘zhami qawâ‘idil Islâm) yang mencakup hal-hal urgen tentang pokok-pokok dan cabang-cabang agama, (ajaran) adab, kesabaran ketika terjadi musibah, keprihatinan, sakit, dan lain sebagainya.   

Imam An-Nawawî, pemuka mazhab Syafi’iyah, lebih lanjut dalam kitabnya Al-Adzkâr memberikan penjelasan mengenai lafal dan ucapan-ucapan takziyah secara rinci sebagai berikut:    

فَصْلٌ: وَأَمَّا لَفْظُ التَّعْزِيَةِ فَلَا حَجَرَ فِيْهِ، فَبِأَيِّ لَفْظٍ عَزَّاهُ حَصَلَتْ. وَاسْتَحَبَّ أَصْحَابُنَا أَنْ يَّقُوْلَ فِيْ تَعْزِيَةِ الْمُسْلِمِ بِالْمُسْلِمِ: أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ، وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ، وَغَفَرَ لِمَيْتِكَ. وَفِي الْمُسْلِمِ بِالْكَافِرِ: أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ، وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ؛ وَفِيْ الْكَافِرِ بِالْمُسْلِمِ: أَحْسَنَ اللهُ عَزَاءَكَ، وَغَفَرَ لِمَيْتِكَ؛ وَفِي اْلكَافِرِ بِالْكَافِرِ: أَخْلَفَ اللهُ عَلَيْكَ.   


Artinya: Fasal. Adapun ungkapan ta‘ziyah (belasungkawa, dukacita) maka tidak ada batasan baku sehingga dengan redaksi apapun yang menunjukkan rasa dukacita, maka ta‘ziyah itu tercapai. Para kolega kami menganjurkan seorang Muslim dalam ta‘ziyah kepada seorang Muslim sebab (keluarganya) seorang Muslim yang meninggal dunia, agar mendoakan: Semoga Allah membesarkan pahala Anda, memperbaguskan duka Anda, dan memberikan ampunan bagi mayit Anda. Dalam takziyah kepada seorang muslim sebab keluarga non-muslimnya yang meninggal dunia, agar mendoakan: Semoga Allah membesarkan pahala Anda, memperbaguskan duka Anda. Dan dalam takziyah kepada seorang non-muslim sebab keluarganya seorang muslim yang meninggal dunia, agar mendoakan: Semoga Tuhan memperbaguskan duka Anda, dan memberikan ampunan bagi mayit Anda. Dan dalam ta‘ziyah kepada seorang Non-Muslim sebab keluarganya non-muslim yang meninggal dunia, agar mendoakan: Semoga Tuhan menggantikan kebaikan bagi Anda. (Imam An-Nawawî, Al-Adzkârun Nawawiyyah, [Riyad, Dâru ibn Khuzaimah: 2001 M], halaman 304).

Doa yang diperuntukkan bagi seorang muslim yang meninggal dunia pada dasarnya berisi doa, sebagaimana yang dibaca dalam shalat jenazah, yaitu permohonan ampunan, rahmat (belas kasih), dan penghapusan dosa, sebagaimana telah maklum berikut ini:  
  اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ...   
Artinya: Ya Allah curahkanlah ampunan kepadanya, limpahkanlah rahmat (kasih sayang) padanya, maafkanlah dia, dan hapuskanlah–dosa–darinya...  

Dengan demikian, ucapan dukacita yang lebih tepat disampaikan ketika ada seorang muslim atau muslimah yang meninggal dunia adalah ucapan berisi doa agar almarhum/almarhumah diberikan ampunan dan rahmah Allah Ta‘ala, dan agar keluarganya (yang beragama Islam) yang ditinggalkan tersebut diberikan pahala dan kesabaran.   

Intinya kita dianjurkan untuk mendoakan kebaikan, berupa ampunan dan rahmat bagi si mayit (muslim/muslimah), dan mendoakan agar keluarganya (yang beragama Islam) diberikan kesabaran dan pahala dalam menghadapi dukacita yang menimpanya.

 Adapun ucapan semoga husnul khatimah itu lebih tepat diperuntukkan bagi orang yang belum meninggal dunia, misalnya yang sedang sakit keras, dan disampaikan kepada keluarganya, agar ketika ia meninggal dalam keadaan husnul khatimah (pungkasan yang baik). Wallâhu a‘lam bis shawâb.

Yuk !!! >>>> cari Rezeki dengan Bersedekah

Writed: Edi Saputra, S.PdI.,Gr. (Ahli Pertama-GuruFiqh)
Ref: NU Online

Siapakah Tokoh dan Ulama bergelar Sidi Pariaman Yang Mendunia itu (Musnid Ad-Duniya)⁉️

Siapakah Tokoh dan Ulama bergelar Sidi Pariaman Yang Mendunia itu (Musnid Ad-Duniya)⁉️ Oleh: Edi Saputra,S.PdI.,Gr. Yaitu Bernam...