CONTOH TUGAS MANDIRI MODUL PEDAGOGIK PPG PAI

CONTOH TUGAS MANDIRI MODUL PEDAGOGIK PPG PAI 


Peta Konsep atau Gagasan Apa Saja yang Anda Temukan dari Topik 1 sd Topik 8. Sebutkan Kurang Lebih 5 Gagasan dan Mohon Dijelaskan dalam Satu Dua Alinea.

Jawaban:
1. Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik
Semua pendekatan seperti PBL, PJBL, DBL, hingga pembelajaran inklusif memiliki satu benang merah: fokus pada kebutuhan, karakteristik, dan pengalaman belajar peserta didik. Model pembelajaran ini mendorong siswa untuk aktif dalam menggali pengetahuan, menyelesaikan masalah nyata, serta terlibat dalam pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan.
Guru berperan sebagai fasilitator yang merancang lingkungan belajar fleksibel dan menantang, serta mampu mengakomodasi gaya belajar yang beragam, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus.

2. Integrasi Materi, Teknologi, dan Pedagogi (TPACK)
Gagasan dari TPACK menekankan pentingnya keterpaduan antara tiga unsur utama dalam pembelajaran modern: konten (materi), pedagogi (cara mengajar), dan teknologi. Guru tidak hanya dituntut menguasai materi, tetapi juga bagaimana menyampaikannya dengan metode yang efektif, serta memanfaatkan teknologi secara tepat guna.
Dalam era digital dan Al, kemampuan mengintegrasikan ketiganya menjadi kunci untuk menciptakan pembelajaran yang adaptif dan kontekstual.

3. Pendekatan Pembelajaran Bermakna dan Menyenangkan (Deep Learning)
Deep learning dalam konteks pendidikan mendorong pembelajaran yang tidak hanya fokus pada pencapaian kognitif, tapi juga pada keterlibatan emosional dan kesadaran siswa (mindful, meaningful, joyful).
Pembelajaran yang menyentuh sisi afektif dan sosial peserta didik membuat proses belajar menjadi lebih dalam, membekas, dan mendorong karakter positif. Ini berkaitan erat dengan nilai-nilai karakter serta keberhasilan jangka panjang peserta didik, terutama dalam menghadapi tantangan global.

4. Peran Guru sebagai Konselor, Fasilitator, dan Supervisor
Gagasan dari layanan bimbingan konseling dan supervisi klinis menekankan bahwa guru profesional tidak hanya mengajar, tetapi juga membina, membimbing, dan mendampingi perkembangan peserta didik serta rekan sejawat.
Pendekatan ini memerlukan kemampuan komunikasi, empati, dan refleksi yang kuat. Guru ideal di era modern adalah pembelajar sepanjang hayat yang mampu membina iklim belajar sehat dan kolaboratif di kelas maupun lingkungan sekolah.

5. Transformasi Guru di Era Digital dan Al
Gagasan ini menyoroti pentingnya transformasi peran guru di tengah pesatnya perkembangan teknologi, termasuk Al. Guru tidak tergantikan, melainkan perlu berevolusi menjadi profesional yang mampu memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mendukung pembelajaran, menganalisis kebutuhan siswa, dan mengembangkan pembelajaran personalisasi. Guru juga dituntut untuk memahami karakteristik generasi Z dan Alpha yang digital-native, serta merancang pembelajaran yang relevan dengan dunia mereka.


- Materi/Konsep Apa Saja dalam Topik Tersebut yang Menurut Anda Menimbulkan Miskonsepsi/Salah Mengerti dari Topik 1 Sd. Topik 8
Contoh Jawaban:
1. Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PJBL)
Miskonsepsi: Banyak guru mengira bahwa PBL dan PJBL sama, padahal keduanya memiliki fokus yang berbeda.
Penjelasan: PBL berfokus pada penyelesaian masalah terbuka berbasis pertanyaan kritis, sementara PJBL lebih menekankan pada produk akhir dan proses pengerjaan proyek. Salah pemahaman ini bisa menyebabkan perencanaan pembelajaran yang tidak sesuai tujuan.

2. Differentiation Based Learning (DBL)
Miskonsepsi: Ada anggapan bahwa pembelajaran berdiferensiasi berarti membuat banyak RPP atau memberikan perlakuan berbeda secara terus- menerus kepada setiap anak.
Penjelasan: Padahal, DBL berfokus pada memberi pilihan dan fleksibilitas sesuai kebutuhan belajar siswa, bukan membuat pelajaran yang sepenuhnya berbeda untuk tiap anak. Guru hanya perlu mengelola variasi konten, proses, produk, dan lingkungan belajar secara strategis.

3. Pendekatan TPACK
Miskonsepsi: Banyak yang memahami TPACK hanya sebagai penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
Penjelasan: Padahal, TPACK adalah kerangka integratif yang menekankan pada sinergi antara pengetahuan konten (materi), pedagogik (cara mengajar), dan teknologi. Kesalahpahaman ini membuat guru hanya fokus pada alat digital, bukan bagaimana alat tersebut mendukung pemahaman siswa terhadap materi.

4. Deep Learning (Mindful, Meaningful, Joyful)
Miskonsepsi: Ada yang berpikir bahwa joyful learning berarti belajar sambil bermain tanpa arah atau target yang jelas.
Penjelasan: Joyful learning tetap harus dirancang bermakna dan penuh perhatian (mindful), serta menyasar pemahaman mendalam (meaningful). Jika tidak dipahami secara utuh, pembelajaran bisa menjadi "menyenangkan tapi kosong" dari segi substansi.

5. Layanan Bimbingan Konseling untuk Supervisi Klinis
Miskonsepsi: Supervisi klinis hanya dianggap sebagai penilaian kinerja guru.
Penjelasan: Supervisi klinis sebenarnya adalah pendekatan pembinaan profesional yang menekankan pada dialog reflektif antara supervisor dan guru, dengan pendekatan yang suportif, bukan menghakimi. Salah paham ini dapat menyebabkan ketakutan atau penolakan terhadap supervisi.

6. Pendidikan Inklusi (Layanan Anak Berkebutuhan Khusus)
Miskonsepsi: Pendidikan inklusi dianggap sebagai kewajiban guru untuk "menyembuhkan" atau "menyamakan" semua siswa ABK dengan siswa umum.
Penjelasan: Padahal, inklusi adalah tentang memberikan akses, dukungan, dan penerimaan sesuai kemampuan dan kebutuhan masing-masing anak, bukan menyamakan hasil belajar.

7. Gaya Belajar Gen Z dan Alpha
Miskonsepsi: Banyak yang menganggap Gen Z dan Alpha hanya suka teknologi dan tidak bisa fokus.
Penjelasan: Sebenarnya, generasi ini memiliki potensi luar biasa jika difasilitasi dengan pendekatan visual, kolaboratif, dan berbasis digital yang tepat. Kesalahpahaman ini sering membuat guru terlalu membatasi atau bahkan menyalahkan siswa saat tidak sesuai gaya mengajar lama.

8. Guru Profesional Era Digital dan Al
Miskonsepsi: Sebagian guru merasa terancam dan berpikir bahwa Al akan menggantikan peran guru.
Penjelasan: Al adalah alat bantu, bukan pengganti. Guru tetap memegang peran penting dalam hal nilai, empati, dan keterampilan sosial, yang tidak bisa digantikan oleh mesin. Profesionalisme guru di era digital justru ditandai oleh kemampuan beradaptasi dan kolaborasi dengan teknologi.

Komentar

Postingan Populer