Selasa, 15 April 2025

CONTOH TUGAS REFLEKSI MODUL PEDAGOGIK PAI

CONTOH TUGAS REFLEKSI MODUL PEDAGOGIK PAI



Topik 1: Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Projek
- Problem Based Learning (PBL)
- Project Based learning (PJBL)


Materi ini membahas dua pendekatan pembelajaran inovatif yaitu:
• Problem Based Learning (PBL)
PBL adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk menyelesaikan suatu permasalahan autentik. Siswa belajar secara aktif dengan mencari, menganalisis, dan memecahkan masalah nyata, bukan hanya menerima informasi dari guru.

• Project Based Learning (PJBL)
PJBL adalah pendekatan yang mendorong peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan melalui proses merancang, merencanakan, dan menyelesaikan suatu proyek yang berhubungan dengan kehidupan nyata. Hasil akhirnya bisa berupa produk nyata atau presentasi solusi.
Kedua pendekatan ini bertujuan meningkatkan keterampilan abad 21, yaitu berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, dan komunikasi.

Analisis Implementasi Penerapan Materi
1. Problem Based Learning (PBL)
• Cocok diterapkan untuk topik-topik yang menantang dan bersifat kontekstual, seperti masalah sosial, lingkungan, atau kehidupan sehari-hari siswa.
• Mendorong siswa menjadi problem solver dan pemikir kritis.
• Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa mengembangkan solusi.

2. Project Based Learning (PJBL)
• Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan pemahaman melalui karya nyata.
• Siswa bisa belajar lintas mata pelajaran dan menggunakan berbagai sumber belajar.
• Prosesnya melatih tanggung jawab, kerja tim, dan kreativitas siswa.
Keduanya bisa saling melengkapi dan sangat relevan diterapkan dalam Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran berdiferensiasi dan bermakna.

Pengalaman Praktis yang Mendukung dan Bertentangan

Yang mendukung:
• Saat membahas topik "berperilaku jujur dan amanah," guru memberikan studi kasus tentang kecurangan saat ujian. Siswa berdiskusi dan mencari solusi. Ini sejalan dengan pendekatan PBL.

• Dalam momen Maulid Nabi, guru membimbing siswa membuat proyek video animasi tentang akhlak Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk PJBL. Siswa sangat antusias dan belajar banyak nilai keteladanan.

Yang bertentangan:

• Beberapa guru masih menerapkan pembelajaran satu arah dan berpusat pada guru, sehingga siswa hanya pasif dan tidak dilibatkan dalam proses berpikir kritis atau membuat karya.

• Ada siswa yang kesulitan bekerja sama dalam kelompok karena kurangnya keterampilan kolaboratif, sehingga proyek tidak berjalan lancar.

Tantangan dan Hikmah (Lesson Learn) Yang Diperoleh
Tantangan:
• Kesiapan guru dalam merancang PBL/PJBL yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi PAI.
• Waktu pembelajaran yang terbatas sehingga guru khawatir tidak bisa menuntaskan target kurikulum.
• Siswa yang belum terbiasa berpikir kritis atau bekerja dalam tim, menyebabkan proses berjalan kurang efektif.

Hikmah (Lesson Learn):
• Penerapan PBL dan PJBL melatih siswa untuk memahami nilai-nilai Islam secara mendalam dan aplikatif.
• Meningkatkan keterampilan sosial dan kepedulian terhadap sesama.
• Guru menjadi lebih kreatif dan reflektif dalam merancang pembelajaran bermakna.
• Membantu membangun karakter islami yang kuat karena siswa belajar melalui pengalaman, bukan sekadar hafalan.



Rencana Aksi Penerapan Materi Tersebut Dalam Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Langkah: Rencana Aksi
Identifikasi Materi: Pilih materi PAI yang sesuai untuk pendekatan PBL/PJBL, seperti Akhlak Terpuji, Rukun Iman, Ukhuwah Islamiyah.

Rancang Masalah atau Proyek:
- PBL: Studi kasus "Remaja Muslim dan Media Sosial
- PJBL: Proyek membuat poster digital berisi ajakan menjaga lisan sesuai dengan QS. Al-Hujurat.
Fasilitasi Pembelajaran Aktif: Sediakan panduan diskusi, video edukatif, dan ruang refleksi bagi siswa untuk mengembangkan solusi atau karya.
Kolaborasi dan Presentasi: Ajak siswa mempresentasikan hasil diskusi atau proyek di depan kelas atau melalui media sosial sekolah.
Penilaian Autentik: Gunakan rubrik penilaian berbasis proses (partisipasi, pemikiran kritis) dan produk (kreativitas, makna nilai Islam).
Refleksi: Ajak siswa menuliskan refleksi pribadi apa yang mereka pelajari, dan bagaimana akan menerapkannya dalam kehidupan.

CONTOH TUGAS MANDIRI MODUL PEDAGOGIK PPG PAI

CONTOH TUGAS MANDIRI MODUL PEDAGOGIK PPG PAI 


Peta Konsep atau Gagasan Apa Saja yang Anda Temukan dari Topik 1 sd Topik 8. Sebutkan Kurang Lebih 5 Gagasan dan Mohon Dijelaskan dalam Satu Dua Alinea.

Jawaban:
1. Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik
Semua pendekatan seperti PBL, PJBL, DBL, hingga pembelajaran inklusif memiliki satu benang merah: fokus pada kebutuhan, karakteristik, dan pengalaman belajar peserta didik. Model pembelajaran ini mendorong siswa untuk aktif dalam menggali pengetahuan, menyelesaikan masalah nyata, serta terlibat dalam pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan.
Guru berperan sebagai fasilitator yang merancang lingkungan belajar fleksibel dan menantang, serta mampu mengakomodasi gaya belajar yang beragam, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus.

2. Integrasi Materi, Teknologi, dan Pedagogi (TPACK)
Gagasan dari TPACK menekankan pentingnya keterpaduan antara tiga unsur utama dalam pembelajaran modern: konten (materi), pedagogi (cara mengajar), dan teknologi. Guru tidak hanya dituntut menguasai materi, tetapi juga bagaimana menyampaikannya dengan metode yang efektif, serta memanfaatkan teknologi secara tepat guna.
Dalam era digital dan Al, kemampuan mengintegrasikan ketiganya menjadi kunci untuk menciptakan pembelajaran yang adaptif dan kontekstual.

3. Pendekatan Pembelajaran Bermakna dan Menyenangkan (Deep Learning)
Deep learning dalam konteks pendidikan mendorong pembelajaran yang tidak hanya fokus pada pencapaian kognitif, tapi juga pada keterlibatan emosional dan kesadaran siswa (mindful, meaningful, joyful).
Pembelajaran yang menyentuh sisi afektif dan sosial peserta didik membuat proses belajar menjadi lebih dalam, membekas, dan mendorong karakter positif. Ini berkaitan erat dengan nilai-nilai karakter serta keberhasilan jangka panjang peserta didik, terutama dalam menghadapi tantangan global.

4. Peran Guru sebagai Konselor, Fasilitator, dan Supervisor
Gagasan dari layanan bimbingan konseling dan supervisi klinis menekankan bahwa guru profesional tidak hanya mengajar, tetapi juga membina, membimbing, dan mendampingi perkembangan peserta didik serta rekan sejawat.
Pendekatan ini memerlukan kemampuan komunikasi, empati, dan refleksi yang kuat. Guru ideal di era modern adalah pembelajar sepanjang hayat yang mampu membina iklim belajar sehat dan kolaboratif di kelas maupun lingkungan sekolah.

5. Transformasi Guru di Era Digital dan Al
Gagasan ini menyoroti pentingnya transformasi peran guru di tengah pesatnya perkembangan teknologi, termasuk Al. Guru tidak tergantikan, melainkan perlu berevolusi menjadi profesional yang mampu memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mendukung pembelajaran, menganalisis kebutuhan siswa, dan mengembangkan pembelajaran personalisasi. Guru juga dituntut untuk memahami karakteristik generasi Z dan Alpha yang digital-native, serta merancang pembelajaran yang relevan dengan dunia mereka.


- Materi/Konsep Apa Saja dalam Topik Tersebut yang Menurut Anda Menimbulkan Miskonsepsi/Salah Mengerti dari Topik 1 Sd. Topik 8
Contoh Jawaban:
1. Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PJBL)
Miskonsepsi: Banyak guru mengira bahwa PBL dan PJBL sama, padahal keduanya memiliki fokus yang berbeda.
Penjelasan: PBL berfokus pada penyelesaian masalah terbuka berbasis pertanyaan kritis, sementara PJBL lebih menekankan pada produk akhir dan proses pengerjaan proyek. Salah pemahaman ini bisa menyebabkan perencanaan pembelajaran yang tidak sesuai tujuan.

2. Differentiation Based Learning (DBL)
Miskonsepsi: Ada anggapan bahwa pembelajaran berdiferensiasi berarti membuat banyak RPP atau memberikan perlakuan berbeda secara terus- menerus kepada setiap anak.
Penjelasan: Padahal, DBL berfokus pada memberi pilihan dan fleksibilitas sesuai kebutuhan belajar siswa, bukan membuat pelajaran yang sepenuhnya berbeda untuk tiap anak. Guru hanya perlu mengelola variasi konten, proses, produk, dan lingkungan belajar secara strategis.

3. Pendekatan TPACK
Miskonsepsi: Banyak yang memahami TPACK hanya sebagai penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
Penjelasan: Padahal, TPACK adalah kerangka integratif yang menekankan pada sinergi antara pengetahuan konten (materi), pedagogik (cara mengajar), dan teknologi. Kesalahpahaman ini membuat guru hanya fokus pada alat digital, bukan bagaimana alat tersebut mendukung pemahaman siswa terhadap materi.

4. Deep Learning (Mindful, Meaningful, Joyful)
Miskonsepsi: Ada yang berpikir bahwa joyful learning berarti belajar sambil bermain tanpa arah atau target yang jelas.
Penjelasan: Joyful learning tetap harus dirancang bermakna dan penuh perhatian (mindful), serta menyasar pemahaman mendalam (meaningful). Jika tidak dipahami secara utuh, pembelajaran bisa menjadi "menyenangkan tapi kosong" dari segi substansi.

5. Layanan Bimbingan Konseling untuk Supervisi Klinis
Miskonsepsi: Supervisi klinis hanya dianggap sebagai penilaian kinerja guru.
Penjelasan: Supervisi klinis sebenarnya adalah pendekatan pembinaan profesional yang menekankan pada dialog reflektif antara supervisor dan guru, dengan pendekatan yang suportif, bukan menghakimi. Salah paham ini dapat menyebabkan ketakutan atau penolakan terhadap supervisi.

6. Pendidikan Inklusi (Layanan Anak Berkebutuhan Khusus)
Miskonsepsi: Pendidikan inklusi dianggap sebagai kewajiban guru untuk "menyembuhkan" atau "menyamakan" semua siswa ABK dengan siswa umum.
Penjelasan: Padahal, inklusi adalah tentang memberikan akses, dukungan, dan penerimaan sesuai kemampuan dan kebutuhan masing-masing anak, bukan menyamakan hasil belajar.

7. Gaya Belajar Gen Z dan Alpha
Miskonsepsi: Banyak yang menganggap Gen Z dan Alpha hanya suka teknologi dan tidak bisa fokus.
Penjelasan: Sebenarnya, generasi ini memiliki potensi luar biasa jika difasilitasi dengan pendekatan visual, kolaboratif, dan berbasis digital yang tepat. Kesalahpahaman ini sering membuat guru terlalu membatasi atau bahkan menyalahkan siswa saat tidak sesuai gaya mengajar lama.

8. Guru Profesional Era Digital dan Al
Miskonsepsi: Sebagian guru merasa terancam dan berpikir bahwa Al akan menggantikan peran guru.
Penjelasan: Al adalah alat bantu, bukan pengganti. Guru tetap memegang peran penting dalam hal nilai, empati, dan keterampilan sosial, yang tidak bisa digantikan oleh mesin. Profesionalisme guru di era digital justru ditandai oleh kemampuan beradaptasi dan kolaborasi dengan teknologi.

Senin, 14 April 2025

15 CARA WUSHUL KPD ALLAH SWT

Assalaamu'alaikum wr wb

Writed by Edi Saputra, S.Pd.I

BismillaahirRohmaanirRohiim

Allaahumma sholli 'alaa Sayyidinaa Muhammad wa alaa aali Sayyidinaa Muhammad

15 CARA WUSHUL KPD ALLAH SWT


Hadratusyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dalam Kitabnya Ar Risalah Jami'ah Al Maqhosid menjelaskan 15 cara agar bisa Wushul Kepada Allah Swt.

Dari 15 ini siapapun bisa mengamalkannya walaupun hanya satu jenis amalan saja, yang penting diamalkan dg sungguh2, yaitu : 

1. Taubat (meninggalkan) dari segala hal yang haram dan yang makruh

2. Mencari ilmu sesuai kebutuhan

3. Melanggengkan diri dalam keadaan suci

4. Melanggengkan diri untuk melakukan sholat fardhu di awal waktu dengan berjamaah

5. Melanggengkan diri untuk melakukan sholat sunnah rawatib

6. Melanggengkan diri untuk melaksanakan sholat dhuha sebanyak delapan rakaat

7. Melanggengkan diri untuk melakukan sholat sunnah sebanyak enam rokaat diantara Magrib dan Isya

8. Melakukan sholat malam dan Sholat witir

9. Puasa sunnah di hari Senin dan Kamis

10. Puasa sunnah tiga hari dalam ayyamul biid (pertengahan bulan Hijriyah, ketika bulan purnama)

11. Puasa di hari-hari mulia

12. Membaca Al Quran dengan penuh penghayatan

13. Memperbanyak Istighfar

14. Memperbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

15. Melanggengkan diri untuk membaca dzkir-dzikir yang disunnahkan di pagi dan sore hari.

Mugi bermnfaat, kurg lbihnya mohon maaf yg sebesar besarnya.

Allaahumma sholli alaa Sayyidinaa Muhammad wa alaa aalihi wa shohbihi wa sallam.

Walhamdu lillaahi Robbil'aalamiin.

Wassalaamu'alaikum wr wb.


PEMIKIRAN KETUM PBNU, KH. YAHYA CHOLIL STAQUF TENTANG GAZA PALESTINA

PEMIKIRAN KETUM PBNU, KH. YAHYA CHOLIL STAQUF TENTANG GAZA PALESTINA 


Saya memahami pernyataan Presiden Prabowo tentang warga Gaza itu sebagai “initial statement of goodwill” (pernyataan itikad baik yang disampaikan di saat awal). Yang intinya adalah komitmen dan kesediaan Indonesia untuk berkontribusi apa pun yang mungkin untuk menolong Palestina. Yang akan terjadi selanjutnya adalah proses-proses negosiasi yang berliku.

Setelah penghancuran, siapa yang bertanggung jawab untuk pemulihannya kembali? Apa bentuk tanggung jawabnya? Bagaimana mekanismenya? Semua itu adalah pembicaraan yang harus dituntaskan dan dijalankan sampai masalahnya benar-benar terselesaikan demi kepentingan manusia-manusia Palestina, baik menyangkut kesentosaan mereka maupun martabat mereka.

Jangan lupa bahwa Presiden menyebut syarat “persetujuan semua pihak”. Itu berarti bahwa Pemerintah Indonesia tetap berpegang pada prinsip “multilateral framework” (kerangka kerja yang melibatkan banyak negara) dalam penyelesaian masalah-masalah internasional, dan tidak akan melakukan tindakan sepihak.

Keadaan warga Palestina saat ini sangat mengenaskan. Normalnya, mereka membutuhkan “immediate relief” (pengentasan segera) dari keadaan mengenaskan saat ini. Setiap orang yang melihat gambar anak-anak Gaza, pasti merasa terdorong untuk membawa mereka dan menyediakan pengasuhan yang layak. Tapi bagaimana dengan jaminan bahwa mereka tidak akan kehilangan tanah air? Disitulah kerangka kerja multilateral menjadi mutlak.

Tidak perlu telalu terpengaruh oleh retorika Presiden Trump yang bernada “ethnic cleansing” (pembersihan etnis). Kalaupun Trump benar-benar memaksudkan apa yang dia katakan, Amerika atau pihak mana pun tidak mungkin bisa melakukan tindakan sepihak dalam soal ini tanpa memicu perang dunia. Dan tidak ada orang waras yang menginginkan perang dunia.

Masalah Palestina adalah masalah kemanusiaan, tanggung jawab seluruh umat manusia. Saya menyeru agar setiap manusia memikirkan masalah ini dari sudut padang kemanusiaan, kemudian mencari jalan penyelesaiannya dengan pertimbangan kemanusiaan.

Kita memang memendam emosi luar biasa terhadap tindakan-tindakan Israel. Tapi demi kepentingan kemanusiaan, kita harus berpikir dengan kepala dingin untuk menemukan jalan keluar yang paling mungkin dan lebih selamat bagi seluruh umat manusia dan peradaban.

Apakah 1000 warga Palestina sungguh segera diterbangkan ke Indonesia? Jalan kesana masih berliku. Bahkan bisa saja nantinya justru disepakati cara lain yang lebih baik untuk menolong warga Gaza. Yang penting, dalam masalah ini dan masalah-masalah internasional lainnya, Indonesia tidak boleh menyerah dari kewajiban untuk “ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan atas kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial” dan dari perjuangan untuk menjadikan nyata bahwa “penjajahan diatas dunia (harus) dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan”.

Kemanusiaan tidak boleh kalah. (KH. Yahya Cholil Staquf )

Disadur oleh Edi Saputra, S.Pd.I

Kamis, 03 April 2025

Ilmu Ekonomi Ala Santri

Ilmu Ekonomi Ala Santri


Mbah Yai Mahrus Ali Lirboyo, Selain aktifitas sehari-harinya Ngaji, Mulang Santri, Khidmah di NU, Ngopeni masyarakat... Beliau juga punya berbagai macam usaha ekonomi. Antara lain : punya warung, Ternak, juga bertani.. Beliau punya tanaman tebu berhektar - hektar.

Menurut penuturan Mbah Yai Imam Yahya, putera Mbah Yai Mahrus Ali : 
Mbah Yai Mahrus dawuh :"Santri harus punya usaha mencari rejeki, agar bisa shodaqoh, membiayai perjuangan dakwah di tengah masyarakat..dan tidak thoma'". 
"Santri itu kalau usaha jangan pake Okol (tenaga kasar), Tapi pake akal, akalnya yang bekerja..", lanjut beliau.

"Agar ekonomi keluarga stabil, santri sebaiknya punya tiga sumber penghasilan : Penghasilan harian untuk kebutuhan sehari-hari, penghasilan bulanan untuk kebutuhan agak besar, dan penghasilan tahunan untuk modal pengembangan usaha dan untuk kebutuhan-kebutuhan keluarga yang lebih besar". Dawuh beliau lebih lanjut.

Wallohu A'lam... Al -faatihah
Writed by Edi Saputra, S.Pd.I

Fiqih Qurban (6): Pembagian Daging Qurban

Fiqih Qurban (6): Pembagian Daging Qurban Oleh Edi Saputra, S.Pd.I Hewan yang telah diqurbankan, pembagiaannya sangat diharapkan...