Kamis, 06 November 2025

Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi: Guru Para Pendiri Bangsa

Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi: Guru Para Pendiri Bangsa


Oleh: Edi Saputra, S.PdI.Gr.

Di balik lahirnya dua organisasi Islam terbesar di Indonesia — Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama — ada sosok guru besar asal Minangkabau yang menjadi penghubung keduanya.
Dialah Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, ulama Tanah Suci yang menanam benih ilmu bagi para pendiri bangsa.

Nama Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebangkitan Islam di Nusantara. Selain dikenal sebagai Imam Besar Masjidil Haram, beliau juga merupakan guru dari dua tokoh besar Indonesia — KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, dan KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Dua muridnya inilah yang kelak menyalakan cahaya pembaruan dan menjaga tradisi Islam di tanah air. Tak berlebihan jika dikatakan, melalui mereka, pengaruh Syekh Ahmad Khatib ikut membentuk arah Islam di Indonesia.

Ketika Ahmad Dahlan muda menuntut ilmu di Makkah, ia berguru kepada Syekh Ahmad Khatib dalam bidang fiqih dan tafsir. Dari gurunya itu, ia belajar ketegasan berpikir, kerapian logika, dan semangat untuk mengembalikan ajaran Islam kepada sumber aslinya — Al-Qur’an dan Sunnah. Kelak, semangat itulah yang menjadi dasar gerakan pembaruan Muhammadiyah. Meski Ahmad Dahlan kemudian mengembangkan pemikirannya sendiri, benih keilmuan dan ketegasan sikap itu jelas berakar dari sang guru.

Sementara KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU, juga berguru pada Syekh Ahmad Khatib saat berada di Makkah. Dari beliau, Hasyim Asy’ari mendapatkan pemahaman mendalam tentang fiqih Syafi’i dan tasawuf. Ia dikenal sebagai murid yang tekun dan penuh hormat. Hubungan keduanya begitu erat, walau dalam beberapa pandangan keagamaan mereka memiliki perbedaan, terutama dalam hal tarekat dan amalan tradisi. Namun, keduanya tetap saling menghargai dalam bingkai keilmuan dan adab.
Menariknya, kedua murid besar ini — Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari — kelak mendirikan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yang hingga kini masih hidup dan berkembang. 
Keduanya membawa semangat ilmu dan ketulusan yang diwariskan sang guru. Dengan cara masing-masing, mereka melanjutkan cita-cita Syekh Ahmad Khatib: menegakkan Islam yang berilmu, beradab, dan memberi manfaat bagi umat.

Maka, ketika kita melihat Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama berdampingan membangun bangsa, sesungguhnya di sana mengalir warisan dari seorang ulama Minangkabau di Tanah Suci. Seorang guru besar yang tak hanya mengajarkan kitab, tetapi menanamkan nilai — bahwa ilmu harus melahirkan amal, dan perbedaan tidak harus memisahkan. Itulah Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Guru Para Pendiri Bangsa.

Wallahu A'lam

ASTA PROTAS KEMENTERIAN AGAMA RI

ASTA PROTAS KEMENTERIAN AGAMA RI 2025-2026

" Kemenag Berdampak "


Siaran Pers 

Kementerian Agama 

Kenalkan Asta Protas, Menag: Isinya Program Kemenag Berdampak

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengenalkan Asta Protas Kemenag Berdampak atau delapan program prioritas Kemenag berdampak. Menag Nasaruddin mengungkapkan program-progam yang terpilih ini merupakan langkah konkret Kemenag untuk menyelesaikan Asta Cita serta 17 program prioritas yang telah ditetapkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming.

“Asta Protas ini berisi delapan program besar, yang outputnya diharapkan berdampak langsung pada masyarakat serta berkontribusi terhadap penyelesaian Asta Cita dan 17 program prioritas Presiden dan Wapres. Ini insyaAllah akan kita kerjakan selama periode 2025 sampai 2029,” tutur Menag Nasaruddin saat mengenalkan Asta Protas Kemenag Berdampak di Auditorium HM Rasjidi, Jakarta, Kamis (6/3/2025). 

Delapan program prioriitas Kemenag, meliputi: (1) Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan; (2) Penguatan Ekoteologi; (3) Layanan Keagamaan Berdampak; (4) Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi; (5) Pemberdayaan Pesantren; (6) Pemberdayaan Ekonomi Umat; (7) Sukses Haji; dan (8) Digitalisasi Tata Kelola. 

 

1. Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan

Ada lima hal penting yang dilakukan, antara lain adalah upaya peningkatan kualitas kerukunan, penguatan moderasi beragama pengembangan dan insersi kurikulum berbasis cinta kemanusiaan dan penghargaan terhadap perbedaan. Pemberdayaan dan pemeliharaan rumah ibadah terus dilakukan, diiringi penguatan pembinaan umat.

"Regulasi kerukunan umat beragama akan kita perkuat, termasuk penguatan peran KUA untuk mendeteksi dini potensi konflik berdimensi keagamaan," sebut Menag

"Kita akan lakukan pengembangan dan insersi kurikukum berbasis cinta kemanusiaan dan penghargaan terhadap perbedaan di lembaga pendidikan dan kediklatan binaan Kemenag," sambungnya.

2. Penguatan Ekologi

Krisis iklim menjadi isu global. Indonesia harus terdepan dalam pelestarian lingkungan. Itu harus berangkat dari pemahaman dan kesadaran keagamaan akan pentingnya merawat bumi. Agama kaya akan nilai pelestarian lingkungan. Di Islam ada konsep khilafah yang harus dipahami manusia sebagai pelestari alam raya. Ada ajaran Tri Hita Karana dalam Hindu, dan Laudato Si' dalam Katolik.

Akan hal ini, Kemenag akan menginisiasi upaya pelestarian lingkungan di lembaga pendidikan agama dan lembaga keagamaan. Misalnya dengan penanaman satu juta pohon, penggalangan wakaf pohon dari calon pengantin, dan lainnya.

"Kita akan terapkan _green building_ untuk sarana prasana pendidikan agama dan keagamaan," sebut Menag.

"Konsep ini baik terkait penggunaan sumber daya berkelanjutan, pengelolaan air dan limbah, hingga efisiensi energi," sambungnya.

Kemenag juga akan mengintensifkan diklat berbasis kesadaran lingkungan secara kolaboratif, melibatkan tokoh agama dan masyarakat.

3. Layanan Keagamaan Berdampak

Kemenag harus hadir di setiap problem keagamaan umat. Relevansi progran menjadi penting agar ada dampak yang dirasakan langsung.

Hal ini antara lain akan kita lakukan melalui penguatan Bimbingan Perkawinan, Pengarusutamaan Keluarga Maslahat, Pembangunan KUA Inklusif dan Ramah.

"Kita juga akan lakukan penguatan layanan keagamaan di wilayah 3T," jelasnya.

"Kemenag juga akan siapkan bantuan kitab suci dan bahan bacaan keagamaan ramah difabel untuk menguatkan literasi keagamaan umat," sambungnya.

4. Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah dan Terintegrasi

Bagian tugas Kemenag adalah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemenag bersyukur lembaga pendidikan agama dan keagamaan makin kompetitif. "Ke depan kita akan kembangkan agar lebih unggul lagi, terintegrasi dalam sistem, terdigitalisasi, relevan, serta didukung SDM berkualitas dan sarana prasarana yang memadai dan inklusif," kata Menag.

"Kita juga akan selesaikan PPG Guru Dalam Jabatan, insya Allah dalam dua tahun ke depan. Jika guru tersertifikasi, harapannya akan lebih profesional. Kesejahteraan juga bisa ditingkatkan melalui tunjangan profesi," kata Menag.

"Kemenag juga akan berikan beasiswa pendidkan, baik melalui skema Kartu Indonesia Pintar maupun Beasiswa Indonesia Bangkit," sambungnya.

Kemenag ke depan akan melakukan akselerasi akreditasi unggul pada PTKN, serta pemguatan kualitas literasi keagamaan berbasis budaya digital dan media sosial.

5. Pemberdayaan Pesantren

Pesantren berkontribusi, sejak sebelum Indonesia merdeka. Lahirnya UU Pesantren menjadi momentum rekognisi dan afirmasi. "Kemenag terus komitmen kembangkan pesantren sebagai tempat pembelajaran yang aman, ramah anak, dan inklusif," tutur Menag.

"Bahkan, pesantren selama ini terbukti ikut menopang pertumbuhan ekonomi umat," lanjutnya.

Kemenag ke depan akan menguatkan kemandirian pesantren melalui pemberiam bantuan inkubasi bisnis. "Kita harap jumlah Badan Usaha Milik Pesantren akan terus bertambah. Kita harap bisa sampai 5.000," sebut Menag.

"Kita juga akan mendirikan pesantren internasional serta melakukan penguatan kualitas dan rekognisi bagi lulusan pesantren. Kita saat ini juga sedang menggodok pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren," tuturnya. 

6. Pemberdayaan Ekonomi Umat

Masyarakat Indonesia dikenal religius dan peduli. Karenanya, potensi dana sosial keagamaan Indonesia mencapai ratusan triliun. Zakat misalnya, potensinya mencapai Rp327 triliun. Tapi yang terhimpun baru sekitar Rp41 triliun.

"Kita akan lakukan penguatan tata kelola untuk optimalisasi peran dana sosial keagamaan," papar Menag.

"Penghimpunan dana sosial harus maksimal dan distribusinya tepat sasaran sehingga berdampak pada pemberdayaan ekonomi umat," tegasnya.

Kemenag akan melakukan penguatan regulasi tata kelola dana sosial keagamaan, serta integrasi data pemanfaatan dana sosial keagamaan berbasis wilayah atau komunitas.

 

7. Sukses Haji

Haji 2025 kemungkinan menjadi haji terakhir dikelola Kemenag. Kemenag harus memberikan legacy terbaik. 

"Kita upayakan jemaah tersenyum di awal, saat persiapan, senyum di tengah saat menjalankan ibadah haji, dan senyum di akhir usai berhaji. Semoga semua mabrur," harap Menag

Kemenag telah menyelesaikan buku manasik haji. Substansinya tidak hanya fiqih, tapi juga tasawwuf. 

"Kita akan terus lakukan penguatan ekosistem ekonomi haji. Insya Allah ekspor bahan makanan nusantara dan kepetluan jemaah akan meningkat," sebut Menag.

"Kita akan kembali teraplkan skema murur dan juga tanazul secara lebih sistematis," sambungnya.

Terobosan Kemenag tahun ini adalah transparan daftar nama jemaah haji, baik reguler maupun khusus.

8.Digitalisasi Tata Kelola

Digitalisasi adalah kunci untuk layanan keagamaan yang murah, mudah, efisien dan transparan. "Kami ingin, digitalisasi di semua layanan. Beragam informasi disajikan dalam satu layanan data," kata Menag. 

"Mengapa satu layanan data ini menjadi penting? karena dari tata kelola data yang akurat, kita dapat melakukan berbagai intervensi kebijakan dengan tepat dan transparan. Ini jadi prioritas kami," imbuhnya. 

Berbagai sistem informasi diintegrasikan dalam satu aplikasi. Sistem pengembangan SDM juga berbasis digital agar bisa diikuti secara masif oleh stakeholders Kemenag.

"Kemenag terapkan manajemen talenta, sistem merit, dan reformasi birokrasi," tandasnya.



 

Humas

Disadur oleh: Edi Saputra, S.PdI.,Gr. (Guru Ahli Pertama)

IKHLAS

IKHLAS 
Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.
 
Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata
Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit
Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.
 
Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam.., maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
 
Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.
 
Tetap semangat….
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN
 
TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”
Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA.
 
______
 Oleh: Edi Saputra, S.PdI.,Gr.
(Disadur dari Buku "Sepatu Dahlan Iskan")
Semangat pagi!

IKHLAS

IKHLAS 
Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.
 
Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata
Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit
Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.
 
Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam.., maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
 
Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.
 
Tetap semangat….
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN
 
TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”
Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA.
 
______
 
(Disadur dari Buku "Sepatu Dahlan Iskan")
Semangat pagi!

Minggu, 02 November 2025

Siapakah Tokoh dan Ulama bergelar Sidi Pariaman Yang Mendunia itu (Musnid Ad-Duniya)⁉️

Siapakah Tokoh dan Ulama bergelar Sidi Pariaman Yang Mendunia itu (Musnid Ad-Duniya)⁉️

Oleh: Edi Saputra,S.PdI.,Gr.


Yaitu Bernama Syekh Sayyidi (Sidi) Muhammad Yasin Al Fadani (Musnid Ad-Duniya) Beliau bernama lengkap Abū Faydh Alam Al-Din Muhammad Yāsīn bin Muhammad Īsā bin Ja'far Ash-Shadiq Al-Fādānī Al-Hasani Al-Makki Asy-Syafi'i. lahir, 27 Sya'ban 1335 H/17 Juni 1915 M di Mekkah al-Mukarramah, sebuah kota mulia di kawasan Misfalah.

Ayah Beliau Bernama Syaikh Sidi Muhammad Isa bin Sidi Udik Al-Fadani, adalah seorang ulama Bergelar Sidi Atau Sayyidi asal Kayutanam, Padang Pariaman (Sumatera Barat)

Seorang ulama melayu Minang tersohor di dalam dunia hadith di tanah arab dan sebenar-benar pakar hadith yang mengambil ilmu dari ratusan guru yang belajar berpuluh-puluh tahun. Muridnya adalah ulama arab yang hebat-hebat. Semoga dengan melihat biografi beliau kita merasa insaf dan tidak mudah mengaku alim, sok pintar (Sombong) dalam ilmu hadith dengan hanya belajar 4,5 tahun.

PUJIAN PARA ULAMA :

Syekh Zakaria Abdullah Bila teman dekat pendiri Nahdlatul Wathan yaitu Syekh M. Zainuddin pernah berkata, “waktu saya mengajar Qawa’idul-Fiqhi di Shaulatiyyah, seringkali mendapat kesulitan yang memaksa saya membolak balik kitab-kitab yang besar untuk memecahkan kesulitan tersebut. Namun setelah terbit kitab Al-Fawa’idul-Janiah karangan Syekh Yasin… menjadi mudahlah semua itu, dan ringanlah beban dalam mengajar.

Seorang ahli Hadits bernama Sayyid Abdul Aziz Al-Qumari pernah memuji dan menjuluki beliau sebagai kebanggaan Ulama Haramain dan sebagai Muhaddits.
Doctor Abdul Wahhab bin Abu Sulaiman (Dosen Dirasatul ‘Ulya Universitas Ummul Qura) di dalam kitab: 

 الجواهر الثمينة في بيان أدلة عالم المدينة 

berkata: Syekh Yasin adalah Muhaddits, Faqih, Mudir Madrasah Darul-Ulum, pengarang banyak kitab dan salah satu Ulama Masjid Al-Haram…

Syekh Umar Abdul-Jabbar berkata didalam surat kabar Al-Bilad (jumat 24 Dzulqaidah 1379H/ 1960M): “…bahkan yang terbesar dari amal bakti Syekh Yasin adalah membuka madrasah putri pada tahun 1362H. Dimana dalam perjalanannya selalu ada rintangan, namun beliau dapat mengatasinya dengan penuh kesabaran dan ketabahan…

Assayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Ahdal sebagai Mufti negeri Murawah Yaman saat itu, mengarang sebuah syiir yang panjang husus untuk memuji Syekh Yasin Al-Fadani Berikut saya nukilkan satu bait saja yang berbunyi:

أنت في العلم والمعاني فريد…… وبعقد الفخار أنت الوحيد

“Engkau tak ada taranya dalam ilmu dan hakekat, Dibangun orang kejayaan kaulah satu-satunya yang jaya”

Doctor Yusuf Abdurrazzaq sebagai dosen kuliah Ushuluddin Universitas Al-Azhar cairo juga memuji beliau dengan perkataan dan syiir yang panjang, saya nukilkan satu bait saja yang bunyinya:

أنت فينا بقية من كرام……لا ترى العين مثلهم إنسانا

“Engkau di tengah kami orang terpilih dari orang terhormat, tak pernah mata melihat manusia seumpama mereka.”

Ustaz Fadhal bin M. bin Iwadh Attarimi-pun berkata:

فيا طالب العلم لب نداء……ياسين وافرح بهذا القرى

“Wahai pencari ilmu sambutlah panggilan Yasin, bergembiralah dengan sajian yang ia sajikan,”

Doctor Ali Jum’ah yang menjabat sebagai Mufti Mesir dalam kitab Hasyiah Al-Imam Al-Baijuri Ala Jauharatittauhid yang ditahqiqnya, pada halaman 8 mengaku pernah menerima Ijazah Sanad Hadits Hasyiah tersebut dari Syekh Yasin yang digelarinya sebagai مسند الدنيا Musnid Addunia…

Habib Segaf bin Muhammad Assagaf seorang tokoh pendidik di Hadramaut (pada tahun 1373H) menceritakan kekaguman beliau terhadap Syekh Yasin, dan menjulukinya sabagai “Sayuthiyyu Zamanihi”. Beliau juga mengarang sebuah syiir untuk memuji beliau, berikut saya nukilkan dua bait saja yang bunyinya sebagai berikut:

لله درك يا ياسين من رجل……أم القرى أنت قاضيها ومفتيها
في كل فن وموضوع لقد كتبا ……يداك ما أثلج الألباب يحديها

“Bagus perbuatanmu hai Yasin engkau seorang tokoh,
dari Ummul Qura engkau Qhadi dan Muftinya.”
“Setiap pandan judul ilmu tertulis dengan dua tanganmu,
Alangkah sejuknya akal pikiran rasa terhibur olehnya.”

Assayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki sebagai guru Madrasah Al-Falah dan Masjid Al-Haram, Syekh M. Mamduh Al-Mishri dan Al-Habib Ali bin Syekh Balfaqih Siun Hadramaut dan Ulama lainnya, pernah memuji karangan-karangan beliau…

Doctor Yahya Al-Gautsani bercerita, pernah ia menghadiri majlis Syekh Yasin untuk mengkhatam Sunan Abu Daud. Ketika itu hadir pula Muhaddits Al-Magrib Syekh Sayyid Abdullah bin Asshiddiq Al-Gumari dan Syekh Abdussubhan Al-Barmawi dan Syekh Abdul-Fattah Rawah.

H.M.Abrar Dahlan berkata: “yang membuat beliau lepas dari sorotan publikasi ialah karena ia telah menjadi lambang Ulama Saudi yang “bukan Wahabi” yang tersisa di Makkah. Walaupun begitu ia diakui juga oleh ulama Wahabi sebagai Ulama yang bersih dan tidak pernah menyerang kaum Wahabi… Seorang tokoh agama Najid dari Ibukota Riyadh (Pusat Paham Wahabi) yaitu Jasim bin Sulaiman Addausari pada tahun 1406 H pernah berkata:

أبلغوا مني سلاما من صبا نجد……ذكيالأبي الفيض فداني
مسند الوقت بعيد عن نزول……هابط أما لما يعلو فداني
فدى أسر الروايات فلوتنطق……لقالت: علم الدين فداني

 #SyeikhAsSayyidMuhammadYasinAlFadani

Wallahu A'lam

Sabtu, 01 November 2025

Saat Takziyah, Bolehkah Mengucapkan 'Semoga Husnul Khatimah'?

Saat Takziyah, Bolehkah Mengucapkan 'Semoga Husnul Khatimah'?


Sering kali saat ada berita dukacita meninggalnya seorang muslim atau muslimah, banyak di antara masyarakat kita yang mengucapkan kata-kata doa baginya: Semoga husnul khatimah. Ucapan doa semacam ini tampaknya telah menjadi kebiasaan di masyarakat kita.   

Pertama-tama yang penting dikemukakan adalah bahwa doa menempati posisi yang sangat penting dalam ajaran Islam. Disebutkan dalam sabda Nabi Muhammad SAW: Doa itu ibadah (HR Al-Bukhârî dan ashhâbus sunan). Nabi juga bersabda: Doa adalah intisari ibadah. (HR At-Tirmîdzî dari Anas bin Mâlik). Rasulullah pernah bersabda: Sungguh doa itu pedang (senjata) orang mukmin. (HR Abû Ya‘lâ).

Oleh karena itu, Syekh Muhammad ‘Alî As-Sâyis dalam kitabnya Tafsîr Âyâtil Ahkâm (Kairo, Muassasat al-Mukhtar: 2001, juz I, halaman 79), menegaskan pandangan ulama bahwa: Doa itu tingkatan terpenting dalam ubudiyyah (ketaatan kepada Sang Khaliq).  


Selanjutnya, begitu pentingnya doa itu, Islam telah mengajarkan tuntunan berdoa, baik yang berkaitan dengan aktivitas individu sehari-hari, untuk diri sendiri dan/atau keluarga. Juga doa yang diperuntukkan bagi orang lain, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia.   

Etika Takziyah Bagaimana tuntunan Islam ketika ada seseorang yang meninggal dunia? Ketika ada seseorang yang meninggal dunia, maka disunahkan untuk bertakziyah, yakni mendoakan bagi keluarga mayit agar diberikan pahala, kebaikan dalam masa sedih atau dukanya dan diberikan kesabaran dalam menghadapi musibah, dan tentu saja mendoakan maghfirah (ampunan) bagi si mayit.   

Untuk itu doa yang tepat ketika ada seseorang yang meninggal dunia adalah kandungan doa takziyah. Takziyah berarti mendoakan kesabaran dan menyebutkan sesuatu yang bisa menghibur orang yang sedang berduka, meringankan kesedihannya dan membantu terhadap musibah yang dialaminya.  

Imam Abû Bakr bin ‘Alî bin Muhammad al-Haddâd az-Zabîdî (wafat 800 H), seorang ulama mazhab Hanafiyyah, dalam kitabnya Al-Jauharatun Nayyirah menjelaskan tentang redaksi takziyah:   
 لَفْظُ التَّعْزِيَةِ: عَظَّمَ اللهُ أَجْرَكَ، وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ، وَغَفَرَ لِمَيْتِكَ، وَأَلْهَمَكَ صَبْرًا، وَأَجْزَلَ لَنَا وَلَكَ بِالصَّبْرِ أَجْرًا، وَأَحْسَنُ مِنْ ذٰلِكَ: تَعْزِيَةُ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم لِإِحْدَى بَنَاتِهِ كَانَ قَدْ مَاتَ لَهَا وَلَدٌ فَقَالَ: (إِنَّ لِهُِٰn مَا أُخِذَ، وَلَهُ مَا أُعْطِيَ، وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُّسَمَّى).   

Artinya: Lafal takziyah: Semoga Allah membesarkan pahala padamu, memperbaguskan dukamu, memberikan ampunan bagi mayitmu, dan membimbingmu bersabar, dan semoga Dia memperbesar pahala sebab kesabaran kepada kami dan kepadamu. 

Redaksi yang lebih bagus dari redaksi tersebut adalah ucapan takziyah Rasulullah SAW kepada salah seorang putrinya yang berduka karena kematian putranya.


Rasulullah bersabda: Sungguh bagi Allah apa yang Dia ambil, bagi-Nya apa yang telah Dia berikan, dan segala sesuatu yang ada pada sisi-Nya telah ditetapkan ajalnya. (Imam Az-Zabîdî, Al-Jauharatun Nayyirah Syarh Mukhtashar Al-Qudûrî fîl Furû‘il Hanafiyyah, [Beirut, Dârul Kutub Al-‘Ilmiyyah: 1971 M], halaman 274).   

Sabda Nabi SAW yang berisi ungkapan takziyah tersebut sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhârî, Shahih Muslim dan Sunan an-Nasâ’î. Dalam mengomentari sabda Nabi SAW ini, Imam An-Nawawî (631-676 H) menyatakan bahwa hadits tersebut merupakan kaidah-kaidah Islam paling agung (min a‘zhami qawâ‘idil Islâm) yang mencakup hal-hal urgen tentang pokok-pokok dan cabang-cabang agama, (ajaran) adab, kesabaran ketika terjadi musibah, keprihatinan, sakit, dan lain sebagainya.   

Imam An-Nawawî, pemuka mazhab Syafi’iyah, lebih lanjut dalam kitabnya Al-Adzkâr memberikan penjelasan mengenai lafal dan ucapan-ucapan takziyah secara rinci sebagai berikut:    

فَصْلٌ: وَأَمَّا لَفْظُ التَّعْزِيَةِ فَلَا حَجَرَ فِيْهِ، فَبِأَيِّ لَفْظٍ عَزَّاهُ حَصَلَتْ. وَاسْتَحَبَّ أَصْحَابُنَا أَنْ يَّقُوْلَ فِيْ تَعْزِيَةِ الْمُسْلِمِ بِالْمُسْلِمِ: أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ، وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ، وَغَفَرَ لِمَيْتِكَ. وَفِي الْمُسْلِمِ بِالْكَافِرِ: أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ، وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ؛ وَفِيْ الْكَافِرِ بِالْمُسْلِمِ: أَحْسَنَ اللهُ عَزَاءَكَ، وَغَفَرَ لِمَيْتِكَ؛ وَفِي اْلكَافِرِ بِالْكَافِرِ: أَخْلَفَ اللهُ عَلَيْكَ.   


Artinya: Fasal. Adapun ungkapan ta‘ziyah (belasungkawa, dukacita) maka tidak ada batasan baku sehingga dengan redaksi apapun yang menunjukkan rasa dukacita, maka ta‘ziyah itu tercapai. Para kolega kami menganjurkan seorang Muslim dalam ta‘ziyah kepada seorang Muslim sebab (keluarganya) seorang Muslim yang meninggal dunia, agar mendoakan: Semoga Allah membesarkan pahala Anda, memperbaguskan duka Anda, dan memberikan ampunan bagi mayit Anda. Dalam takziyah kepada seorang muslim sebab keluarga non-muslimnya yang meninggal dunia, agar mendoakan: Semoga Allah membesarkan pahala Anda, memperbaguskan duka Anda. Dan dalam takziyah kepada seorang non-muslim sebab keluarganya seorang muslim yang meninggal dunia, agar mendoakan: Semoga Tuhan memperbaguskan duka Anda, dan memberikan ampunan bagi mayit Anda. Dan dalam ta‘ziyah kepada seorang Non-Muslim sebab keluarganya non-muslim yang meninggal dunia, agar mendoakan: Semoga Tuhan menggantikan kebaikan bagi Anda. (Imam An-Nawawî, Al-Adzkârun Nawawiyyah, [Riyad, Dâru ibn Khuzaimah: 2001 M], halaman 304).

Doa yang diperuntukkan bagi seorang muslim yang meninggal dunia pada dasarnya berisi doa, sebagaimana yang dibaca dalam shalat jenazah, yaitu permohonan ampunan, rahmat (belas kasih), dan penghapusan dosa, sebagaimana telah maklum berikut ini:  
  اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ...   
Artinya: Ya Allah curahkanlah ampunan kepadanya, limpahkanlah rahmat (kasih sayang) padanya, maafkanlah dia, dan hapuskanlah–dosa–darinya...  

Dengan demikian, ucapan dukacita yang lebih tepat disampaikan ketika ada seorang muslim atau muslimah yang meninggal dunia adalah ucapan berisi doa agar almarhum/almarhumah diberikan ampunan dan rahmah Allah Ta‘ala, dan agar keluarganya (yang beragama Islam) yang ditinggalkan tersebut diberikan pahala dan kesabaran.   

Intinya kita dianjurkan untuk mendoakan kebaikan, berupa ampunan dan rahmat bagi si mayit (muslim/muslimah), dan mendoakan agar keluarganya (yang beragama Islam) diberikan kesabaran dan pahala dalam menghadapi dukacita yang menimpanya.

 Adapun ucapan semoga husnul khatimah itu lebih tepat diperuntukkan bagi orang yang belum meninggal dunia, misalnya yang sedang sakit keras, dan disampaikan kepada keluarganya, agar ketika ia meninggal dalam keadaan husnul khatimah (pungkasan yang baik). Wallâhu a‘lam bis shawâb.

Yuk !!! >>>> cari Rezeki dengan Bersedekah

Writed: Edi Saputra, S.PdI.,Gr. (Ahli Pertama-GuruFiqh)
Ref: NU Online

Menyederhanakan NU

Menyederhanakan NU Penulis: Edi Saputra, S.PdI.,Gr. Kisruh dan dinamika internal PBNU belakangan ini seperti membuka kembali lem...