Selasa, 07 Maret 2023

Mengapa Malam Nisfu Sya'ban tidak di rahasiakan oleh Alloh SWT sedangkan Malam Lailatul Qodr Alloh SWT rahasiakan

Mengapa Malam Nisfu Sya'ban tidak di rahasiakan oleh Alloh SWT sedangkan Malam Lailatul Qodr Alloh SWT rahasiakan


Berikut penjelasan sederhana nya.. 
Sudah menjadi ketentuan umum bahwa biasanya waktu-waktu istimewa dalam Islam seperti malam Lailatul Qadar dan waktu mustajab (sa’atul istijabah) di hari Jumat dirahasiakan oleh Allah swt sehingga ada banyak ragam pendapat ulama terkait kapan persis terjadinya.


Berbeda dengan malam Nisfu Sya’ban atau pertengahan bulan Sya'ban. Sebagai salah satu waktu istimewa yang menjadi salah satu momen mudah dikabulkannya doa, malam tersebut tidak dirahasiakan oleh Allah swt. Semua ulama sepakat jatuh di malam tanggal 15 Sya’ban. 


Malam Nisfu Sya'ban tahun 2023 sendiri jatuh pada Jumat (mulai malam rabu) bertepatan dengan tanggal 8 Maret 2023.  Hal ini berdasarkan perhitungan Lembaga Falakiyah PBNU yang sebelumnya mengikhbarkan bahwa tanggal 1 Sya'ban 1444 H bertepatan dengan Rabu wage, 22 Februari 2023. 


Menurut Syekh Abdul Qadir al-Jilani dalam Ghunyatuth Thalibin, alasan Allah menampakkan malam Nisfu Sya’ban karena malam tersebut lebih dominan sisi ‘penentuan nasib’ seorang manusia. Di malam nisfu Sya’ban, amal perbuatan manusia selama satu tahun dilaporkan di hadapan-Nya. 


Manusia diuji selama satu tahun, apakah ia semakin dekat dengan-Nya atau justru semakin diperbudak oleh nafsunya. Di malam tersebut Allah memberi keputusan siapa yang layak mendapat ridha-Nya dan siapa yang tertimpa azab-Nya. Di malam tersebut tampak siapa yang beruntung dan celaka. Oleh karena hal tersebut, malam nisfu Sya’ban tidak dirahasiakan oleh Allah.

 Berbeda dengan malam Lailatul Qadar. Malam tersebut dirahasiakan karena ia lebih dominan sisi rahmat dan ampunan di dalamnya. Barangsiapa menghidupi Lailatul Qadar, ia diberi kemuliaan dan pahala yang tidak terhingga. Oleh karena itu, Allah merahasiakannya agar umat Islam tidak mengandalkan Lailatul Qadar sebagai satu-satunya waktu untuk beribadah secara serius. 


Dengan dirahasiakannya Lailatul Qadar, semakin tampak siapa hamba yang betul-betul menjaga konsistensi ibadahnya dan siapa yang hanya beribadah secara musiman. 


Allah SWT sangat merahasiakan kapan malam seribu bulan tersebut terjadi. Bisa tanggal 21, 23, 25, 27 atau bahkan di sepanjang bulan Ramadhan berpotensi Lailatul Qadar, namun kapan persisnya benar-benar menjadi misteri. 

Demikian juga waktu mustajab pada hari Jumat. Ada yang berpendapat jatuh di antara waktu dua khutbah shalat Jumat, ada yang mengatakan setelah waktu shalat ashar sampai terbenamnya matahari, dan lain sebagainya. Ketidakpastian ini agar manusia memperbanyak ibadah dan doa di hari tersebut dengan harapan bisa meraih sa’atul istijabah (waktu doa mustajab). 

Syekh Abdul Qadir Al-Jilani mengatakan: 

وقيل إن الحكمة في أن الله تعالى أظهر ليلة البراءة وأخفى ليلة القدر لأن ليلة القدر ليلة الرحمة والغفران والعتق من النيران، أخفاها الله لئلا يتكلوا عليها  


“Dikatakan, hikmah Allah memperlihatkan malam pembebasan (nisfu Sya’ban) dan menyamarkan Lailatul Qadar adalah bahwa Lailatul Qadar merupakan malam kasih sayang, pengampunan, dan pemerdekaan dari neraka. Allah menyamarkan Lailatul Qadar agar para manusia tidak mengandalkannya.” 

وأظهر ليلة البراءة لأنها ليلة الحكم والقضاء وليلة السخط والرضاء ليلة القبول والرد والوصول والصد، ليلة السعادة والشقاء والكرامة والنقاء فواحد فيها يسعد والآخر فيها يبعد، وواحد يجزى ويخزى وواحد يكرم وواحد يحرم، واحد يهجر وواحد يؤجر

 “Dan Allah memperlihatkan malam pembebasan (nisfu Sya’ban) karena ia adalah malam penghakiman dan pemutusan, malam kemurkaan dan keridhaan, malam penerimaan dan penolakan, malam peyampaian dan penolakan, malam kebahagiaan dan kecelakaan, malam kemuliaan dan pembersihan. Sebagian orang beruntung, sebagian yang lain dijauhkan dari rahmat-Nya, ada yang dibalas pahala, ada pula yang dihinakan, ada yang dimuliakan, ada pula yang dicegah dari rahmat-Nya, salah seorang didiamkan, salah seorang diberi pahala.”  (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, hal. 283

Demikianlah hikmah mengapa Allah tidak merahasiakan malam nisfu Sya’ban. Semoga di malam nisfu Sya’ban kita termasuk dari hamba-hamba-Nya yang beruntung.


Wallahu A'lam...
Wallahu'alam...

Penulis: Edi Saputra, S.PdI
Dikutip dari berbagai sumber


Jangan Lupa juga untuk bergabung digroup:

WhatsApp #1 Klik disini

WhatsApp #2 Klik disini

WhatsApp #SahabatRA/MadrasahIndonesia Klik Disini

WhatsApp #SahabatGURU Klik disini

Telegram #1 Klik disini

Mohon dengan IKHLAS untuk Klik LIKE, SHARE dan SUBSCRIBE Channel Youtube. Silahkan kunjungi KLIK DISINI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silaturahmi Daerah – 1Kader Penggerak NU Se-Lampung Barat

Silaturahmi Daerah – 1Kader Penggerak NU Se-Lampung Barat Minggu 27 Oktober 2024 yayasanarraihanbelalau.blogspot.com - Kader Pen...